Angka investasi pada kuartal I 2025 didominasi oleh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan porsi 50,5% atau investasi dalam negeri. Realisasi investasi PMDN tercatat Rp 234,8 triliun, lebih besar dari Penanaman Modal Asing (PMA) yang sebesar Rp 230,4 triliun atau 49,5%.
Secara total realisasi investasi pada periode tersebut menyentuh angka Rp 465,2 triliun. Menurut Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani, pada periode-periode sebelumnya PMA cenderung lebih tinggi dari PMDN.
“Hal ini cukup menarik karena biasanya itu PMA-nya biasanya slightly lebih tinggi daripada PMDN-nya. Tapi pada kuartal I ini memang PMDN-nya kontribusinya slightly lebih tinggi dari penanaman modal asingnya,” kata Rosan dalam konferensi pers beberapa waktu lalu, dikutip Senin (19/5/2025).
Rosan mengatakan, kondisi tersebut bukan berarti menandakan bahwa investasi asing menurun. Akan tetapi, lebih kepada PMDN meningkat jauh lebih tajam di awal tahun 2025 ini ketimbang PMA.
“Kalau kita lihat peningkatan PMDN 19,1% dari tahun sebelumnya. Sedangkan PMA tetap meningkat juga, bukannya tidak meningkat, naik 12,7%. Dua-duanya tetap meningkat secara baik,” terangnya.
Salah satu penyebab tingginya angka PMDN ini ialah karena faktor peningkatan dari segi infrastruktur seperti pembangunan tol, utamanya di daerah Sumatera Utara dan Riau. Selain itu, juga ada kontribusi dari barunya pelaporan investasi di bidang real estate atau properti.
Secara keseluruhan, angka realisasi investasi kuartal I 2025 sebesar Rp 465,2 triliun ini memenuhi sebesar 24,4% dari target Rp 1.905,6 triliun di tahun ini. Angka ini juga naik 15,9% secara year on year (yoy) yakni Rp 401,5 triliun, sedangkan secara quarter to quarter (qtq) sebesar 2,7% dibandingkan akhir tahun 2024 Rp 452,8 triliun.
“Pencapaian dari target investasi triwulan I 2025 mencapai Rp 465,2 triliun. Dan ini kurang lebih 24,4% dari target 2025. Ini sangat sesuai dengan harapan kami. Dan yang paling penting memang ini peningkatannya adalah 15,9% yoy atau dari tahun sebelumnya,” ujarnya.
Simak juga video “Indonesia Investement Talk Series, Bahas Perang Tarif Hingga Jurus Jaring Investasi” di sini: