Fenomena Rojali alias rombongan jarang beli dan Rohana alias rombongan hanya nanya di pusat perbelanjaan muncul di tengah masyarakat. Munculnya, Rojali dan Rohana dikaitkan dengan turunnya daya beli di tengah masyarakat, banyak orang yang menahan belanja mulai dari kalangan kecil, menengah, bahkan orang kaya sekalipun.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Istana menganggapi serius fenomena ini. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan pemerintah tidak gembira dengan munculnya Rojali dan Rohana di tengah masyarakat.
Menurutnya, meski namanya terdengar lucu, fenomena Rojali dan Rohana jangan sampai dijadikan lelucon. Pemerintah menilai kemunculan fenomena ini sebagai pecutan untuk memperbaiki kebijakan untuk menggerakkan perekonomian di Indonesia.
“Kita terus terang nggak terlalu gembira juga dengan istilah tadi (Rojali dan Rohana). Menurut pendapat saya istilah itu jangan dijadikan sebuah jokes atau lelucon. Itu adalah lecutan bagi kita bahwa memang masih banyak yang harus mesti kita perjuangkan dan benahi,” papar Prasetyo ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (5/8/2025).
Pemerintah, menurut Prasetyo, melihat kemunculan Rojali dan Rohana sebagai pengingat bahwa perekonomian Indonesia perlu didorong lebih baik pergerakannya.
Misalnya saja dengan menghadirkan investasi lebih masif untuk membuka lapangan kerja dan perbaikan pendapatan bagi masyarakat. Ataupun dengan mengurangi kebocoran anggaran yang sering terjadi di pemerintahan.
“Kalau bagi pemerintah fenomena itu menjadi pengingat bahwa kita harus kerja terus mendorong pertumbuhan ekonomi kita lebih optimal lagi. Misalnya dengan mendorong investasi lebih banyak ataupun mengurangi kebocoran sebagaimana Presiden sering sampaikan, di segala sektor dan di segala lapisan,” jelas Prasetyo.