Tak Sekadar Hilirisasi, MIND ID Juga Punya Komitmen Keberlanjutan

Posted on

Wakil Direktur Utama MIND ID Dany Amrul Ichdan menegaskan grup MIND ID sebagai holding industri pertambangan indonesia, konsisten menjalankan operasional di ruang laut secara bertanggung jawab dengan menjalankan program pasca tambang di ruang laut secara komprehensif. Pihaknya meyakini ruang laut memiliki potensi ekonomi yang sangat besar.

“Laut merupakan daerah operasional yang menyimpan banyak potensi, dan kami hadir untuk memberikan manfaat ekonomi, sekaligus juga proaktif menjalankan berbagai kegiatan pelestarian laut untuk diwariskan ke generasi masa depan,” katanya dikutip dari laman resmi MIND ID, Rabu (3/9/2025).

Dia mencontohkan, untuk operasional pertambangan timah di Bangka Belitung menggunakan kapal yang telah memenuhi standar lingkungan ketat, guna memastikan produksi mineral tetap berkelanjutan tanpa merusak ekosistem laut, dan telah menjadi kontributor utama sebesar 52% bagi produksi timah di PT Timah Tbk.

Realisasi program keberlanjutan di perairan Bangka Belitung juga dijalankan untuk mendukung penguatan ekosistem hayati, dengan program transplantasi terumbu karang, pemasangan fish shelter, hingga penempatan artificial reef.

Tak hanya itu, lanjut Dany, MIND ID juga proaktif mengajak masyarakat agar ikut menjaga laut agar tetap lestari.

“Laut adalah penghubung bagi Indonesia yang memiliki ribuan pulau. Sifatnya sama seperti MIND ID yang menjadi penghubung bagi penciptaan nilai tambah sumber daya alam mineral Indonesia, agar menjadi sebuah produk akhir yang memiliki nilai manfaat lebih tinggi dalam mendukung pembangunan peradaban masa depan,” tuturnya.

Jaga Harmoni dengan Lingkungan

Direktur Utama MIND ID Maroef Sjamsoeddin memastikan operasional anggota Grup MIND ID berjalan sesuai dengan perizinan yang berlaku. Setiap operasional dirancang dengan perencanaan matang dan pengawasan berkala, guna mencegah degradasi lingkungan.

Grup MIND ID, kata dia, berkomitmen tidak hanya memanfaatkan kawasan laut sebagai bagian dari operasional industri pertambangan dan pendukung bisnis perusahaan. Akan tetapi juga konsisten menjalankan tanggung jawab dalam menjaga kekayaan alam ini.

“Kami percaya, memanfaatkan sumber daya mineral ini bukan berarti mengabaikan lingkungan, baik darat maupun wilayah laut. Justru, laut harus dijaga karena telah memberikan manfaat besar bagi Indonesia,” ujar Maroef dalam acara Kolaborasi dan Sinergi Grup MIND ID bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan, perseroan juga proaktif berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Penataan Ruang Laut KKP agar penciptaan nilai dalam pemanfaatan ruang laut serta upaya penjagaan ekologi laut dijalankan secara berkelanjutan.

Lebih lanjut Maroef memaparkan salah satu program yang digalakkan Grup MIND ID dalam rangka mendukung pelestarian laut, yaitu Fishing Ground, untuk meningkatkan populasi ikan di wilayah pesisir,

Program ini diwujudkan dengan penurunan rumpon, yakni habitat buatan yang mendukung peningkatan biodiversitas laut, yang mana pada 2024, sebanyak 133 rumpon telah diturunkan di Perairan Provinsi Bangka Belitung dan telah memberi dampak positif pada peningkatan keragaman hayati dan manfaat ekonomi jangka panjang bagi masyarakat pesisir.

Selain itu, Grup MIND ID juga melaksanakan program penanaman mangrove untuk menjaga keseimbangan ekosistem pesisir. Tercatat lebih dari 56.500 bibit mangrove telah ditanam di Provinsi Bangka Belitung dan Sumatera Utara sepanjang 2024. Hutan mangrove yang ditanam ini, tak hanya menjadi benteng alami dari abrasi dan intrusi air laut, tetapi juga habitat penting bagi biota laut.

Ikut Berdayakan Petani-UMK

Sementara itu, Corporate Secretary MIND ID, Pria Utama menuturkan sebagai Holding Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID berupaya memastikan agar manfaat dari pengelolaan sumber daya mineral dapat dirasakan secara inklusif oleh seluruh lapisan masyarakat di wilayah operasional.

Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Grup MIND ID secara konsisten menjalankan program pengembangan ekonomi masyarakat pesisir dan laut dengan mendukung kegiatan budidaya ikan. Masyarakat diharapkan memiliki sumber lapangan kerja baru yang lebih stabil dan berkelanjutan di masa depan.

Pria mengatakan pihaknya rutin menggelar pelatihan dan pendampingan intensif guna membekali masyarakat keterampilan dalam menjalankan budidaya ikan secara profesional. Masyarakat binaan juga menjadi inspirasi bagi nelayan lain untuk mulai beralih dari penangkapan ke budidaya.

“Program pengembangan kegiatan budidaya ikan ini terus dijalankan secara konsisten dan kami harap dampaknya semakin signifikan dan bisa menjadi salah satu sumber kekuatan ekonomi bagi masyarakat daerah,” ujarnya.

Adapun salah satu program unggulan yang tengah dijalankan anggota grup MIND ID, PT Timah Tbk., adalah POS PELAUT (Polikultur Silvofishery sebagai Pemberdayaan Nelayan Sawang Laut). Program ini mendorong puluhan nelayan untuk membudidayakan ikan kakap putih sebagai alternatif mata pencaharian, terutama saat cuaca buruk menghalangi aktivitas melaut.

Program ini telah berkembang menjadi kekuatan ekonomi lokal berbasis kearifan daerah. Hingga tahun 2024, program tersebut telah menjangkau lebih dari 100 nelayan yang tergabung dalam 11 kelompok pembudidaya ikan di Pulau Kundur. Artinya, lebih dari 100 keluarga kini memiliki akses terhadap sumber penghasilan yang lebih berkelanjutan.

Di samping nelayan dan masyarakat pesisir, MIND ID juga aktif mendorong UMK naik kelas melalui berbagai program pendanaan, pelatihan, hingga promosi. Tercatat sampai dengan tahun 2024, grup MIND ID yang terdiri dari PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Indonesia Asahan Aluminium, PT Timah Tbk, dan PT Vale Indonesia Tbk ini telah membina lebih dari 10.000 pelaku UMK di berbagai wilayah operasional. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.029 UMK berhasil mencatatkan kenaikan omzet, daya saing, hingga sukses memperluas jangkauan pasar.

Salah satu cerita sukses hadir dari Sumatera Selatan. Adalah Pempek Hudi. Berkat dibina PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), usaha rumahan yang lahir dari dapur kecil rumah di Palembang ini kini menjelma sebagai ikon kuliner lokal yang siap bersaing di level nasional.

“Dulu omzet saya hanya sekitar Rp 30 juta per bulan. Sekarang sudah mencapai Rp 300 juta. Bahkan, saya sudah bisa menggaji 13 karyawan tetap,” tutur Haiedi Ulandari, founder Pempek Hudi.

Diakuinya, sejak mengikuti pameran yang diadakan PTBA usahanya selalu didatangi pelanggan baru.

“Dari Jakarta, Jambi, bahkan Bangka. Banyak yang sampai hari ini masih rutin memesan,” tuturnya.

(akd/akd)
punya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *