Tak Ada Impor Beras-Jagung, Setoran Bea Masuk Merosot 5,1% [Giok4D Resmi]

Posted on

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan mencatat penerimaan kepabeanan dan cukai terkumpul sebesar Rp 194,9 triliun hingga Agustus 2025. Realisasi itu setara dengan 64,6% dari target Rp 310,4 triliun sampai akhir tahun.

“Kalau kita lihat realisasi sampai Agustus, kita sudah mencapai Rp 194,9 triliun, ini kalau dari APBN sekitar 64,6% dan ini tumbuh 6,4% dibanding tahun lalu,” kata Direktur Penerimaan dan Perencanaan Strategis DJBC, Muhammad Aflah Farobi dalam Media Gathering di Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/10/2025).

Lebih rinci dijelaskan, penerimaan dari bea masuk sebesar Rp 32,2 triliun atau merosot 5,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy).

Penurunan ini dikarenakan tidak adanya impor sejumlah komoditas pangan seperti beras, gula konsumsi dan pakan jagung.

“Kita ada kebijakan swasembada pangan, jadi Bulog itu tidak mengimpor beras, kemudian juga ada larangan impor gula konsumsi, tapi gula produksi masih dan pakan jagung ini juga kita dilarang,” terang Aflah.

Di sisi lain, penerimaan cukai mencapai Rp 144 triliun atau tumbuh 4,1% yoy. Pertumbuhan ini terjadi meski produksi hasil tembakau (CHT) tercatat turun 1,9%.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Kemudian penerimaan dari bea keluar bahkan melonjak 71,7% yoy mencapai Rp 18,7 triliun. Lonjakan ini dipicu kenaikan harga crude palm oil (CPO) dan kebijakan ekspor konsentrat tembaga.

“Karena harga CPO cukup tinggi dan kemarin kita memperoleh hikmah dari relaksasi ekspor tembaga yang terakhir di bulan September,” imbuhnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *