Suplai BBM Aceh-Sumut Tersendat Gegara Cuaca Ekstrem, 2 Kapal Tak Bisa Sandar

Posted on

PT Pertamina Patra Niaga berupaya menjaga kelancaran suplai BBM terutama di wilayah Aceh, Sumatra Utara (Sumut), Sumatra Barat (Sumbar) dan sekitarnya menyusul tertundanya proses sandar dan bongkar muat dua kapal pengangkut bahan bakar akibat cuaca ekstrem di perairan Belawan.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, mengatakan dua kapal yang membawa pasokan Pertalite dan Biosolar belum dapat sandar akibat gelombang tinggi dan angin kencang selama tiga hari terakhir di area Single Point Mooring (SPM) Belawan.

Padahal menurutnya secara posisi kedua kapal pengangkut BBM itu sudah berada di titik siap sandar. Namun proses tidak dapat dilakukan, sebab aspek keselamatan operasional menjadi prioritas utama ketika cuaca berada pada kategori tidak aman.

“Kami melakukan pemantauan intensif dan penyesuaian pola suplai sesuai kondisi di lapangan, termasuk koordinasi erat dengan pemerintah daerah, aparat, serta pihak penanganan kebencanaan,” kata Roberth dalam keterangan resminya, Jumat (28/11/2025).

Ia turut mengimbau masyarakat agar tidak panik dan tetap membeli BBM maupun LPG sesuai kebutuhan. Sebab proses bongkar muat BBM akan segera dilakukan begitu kondisi cuaca memungkinkan.

“Kami memastikan seluruh langkah percepatan terus dilakukan, dan suplai diharapkan akan segera kembali normal begitu kondisi cuaca memadai untuk proses sandar,” imbaunya.

Sementara itu Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Fahrougi Andriani Sumampouw, menjelaskan bahwa pihaknya terus melakukan percepatan mitigasi agar distribusi BBM di sekitar wilayah Aceh hingga Sumel dan Sumut tetap terjaga.

“Pertamina melakukan segala upaya yang diperlukan untuk memastikan suplai tetap aman. Kami telah menyiapkan alih suplai dari Fuel Terminal terdekat serta meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak terkait. Saat ini tantangan terbesar adalah kondisi cuaca ekstrem yang membuat proses sandar belum dapat dilakukan,” jelas Fahrougi.

Sebagai bentuk mitigasi, Pertamina juga sudah melakukan alih suplai (RAE) Pertalite dan Biosolar dari IT Lhokseumawe, FT Siantar, dan IT Dumai. Skema prioritas penyaluran juga diterapkan untuk menjaga ketersediaan di SPBU yang memasuki kategori stok kritis.

Selain itu, penyaluran produk alternatif seperti Pertamax dan Pertamina Dex turut dimaksimalkan. Langkah ini dimaksudkan untuk mendukung kebutuhan energi masyarakat selama proses pemulihan suplai.

“Pertamina juga berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah dan aparat terkait untuk memastikan situasi di lapangan tetap kondusif. Apabila cuaca mulai memungkinkan dan proses sandar dapat dilakukan hari ini, maka penyaluran Biosolar diperkirakan kembali normal malam (26/11), sementara Pertalite diproyeksikan normal pada hari ini (27/11),” terangnya.

Fahrougi turut mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, membeli BBM dan LPG sesuai kebutuhan, serta selalu berhati-hati saat melintas di jalur yang masih dalam penanganan. Jika terdapat kendala layanan, silakan hubungi Pertamina Contact Center 135.

“Pertamina Patra Niaga akan terus mengawal kondisi suplai energi hingga situasi di lokasi terdampak kembali normal sepenuhnya,” imbuhnya.