Sultan HB X Sebut Proyek Sulap Sampah Jadi Listrik Tak Ganggu Pemulung baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah satu kota yang siap melaksanakan proyek waste to energy (WTE) atau sulap sampah menjadi listrik di tahun depan. Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap para pemulung yang selama ini bekerja di pengelolaan sampah tetap mendapat ruang untuk tetap bekerja.

Sultan mengatakan seluruh kabupaten/kota, seperti Bantul dan Sleman telah berkolaborasi dalam upaya penanganan sampah, salah satunya membangun tempat pengolahan sampah. Para pemulung selama ini berperan penting dalam proses pemilahan dan pengolahan sampah.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

“Itu sudah kita mulai dari Kabupaten Bantul, Sleman, maupun kota, itu yang bekerja di pabrik pengolahan sampah itu memisahkan dan bagiannya itu pemulung semua. Jadi ada lapangan kerja yang tetap mereka bisa mendapatkan penghasilan, tidak jadi penganggur,” ujar Sultan usai rapat koordinasi terbatas (rakortas) di kantor Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Jumat (24/10/2025).

Sultan menerangkan proyek pengolahan sampah di DIY sudah berjalan sejak dua tahun lalu. Di Bantul, lanjut Sultan, proyek itu tetap berlanjut karena sudah mengeluarkan anggaran untuk meningkatkan kapasitasnya.

“Sudah tidak mungkin itu akan tidak kita lakukan karena sudah kita membayar itu. Jadi selama 18 bulan ini tetap bisa difungsikan untuk membakar sampah, tapi tidak bisa semuanya. Tapi itu harus kita tumpuk di tempat lain sampah itu karena kita harus menunggu 18 sampai 2 tahun untuk pembangunan fasilitas pabrik pengolah sampah,” imbuh dia.

Selain itu, ia berharap pemerintah pusat memberikan perlindungan hukum bagi daerah yang sudah terlanjur dan lebih dulu menjalankan proyek pengolahan sampah. Ia tidak ingin proyek pengolahan sampah di DIY dinilai mangkrak dan memboroskan anggaran usai tak digunakan lagi.

“Jangan sampai nanti begitu alat itu menganggur, kita disalahkan, karena baru beli 2 tahun sudah mangkrak, nanti jadi persoalan hukum. Kami tidak mau hal seperti itu terjadi sehingga kami minta dalam nanti perjanjian itu bahwa kami dalam keadaan tidak mampu ini, prioritas diambil oleh pemerintah,” jelasnya.

“Sehingga harapan saya nanti kita tidak akan BPK dan sebagainya tidak akan melakukan pemeriksaan dengan pengertian kita boros atau mengeluarkan uang tanpa perencanaan karena sudah terlanjur investasi dengan alat yang ada,” imbuh Sultan.

Sebelumnya, CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Roeslani mengatakan ketujuh kota sudah sesuai dengan kriteria proyek sulap sampah menjadi listrik, mulai dari ketersediaan lahan, proses administrasi, hingga peraturan perundangan. Rosan menerangkan pembangunan proyek ini akan memakan waktu kurang lebih 2 tahun.

“Target groundbreaking-nya bulan Maret akhir. Harapannya di tujuh-tujuhnya (kota). kembali lagi kan tergantung dari kesiapan daerah masing-masing juga gitu ya. Tapi pada intinya kita asumsi kalau semua di daerahnya beres, proses yang kita jalankan, kita Maret sudah bisa groundbreaking. Karena kita akan memberikan waktu cukup lama (buat groundbreaking),” ujar Rosan kepada awak media.

Berikut ketuhuh wilayah yang siap kelola sampah jadi listrik:
1. Provinsi Bali
2. Provinsi DIY
3. Bogor Raya
4. Tangerang Raya
5. Kota Semarang
6. Bekasi Raya
7. Medan Raya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *