Subsidi listrik tahun 2025 diprediksi bengkang menjadi Rp 90,32 triliun, lebih tinggi dari alokasi pada APBN tahun 2025 yang sebesar Rp 87,72 triliun. Artinya ada pembengkakan subsidi sekitar Rp 2,6 triliun.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jisman P. Hutajulu mengatakan, kondisi ini dipengaruhi oleh tiga faktor utama. Ketiganya adalah inflasi, nilai tukar rupiah hingga harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP).
“Lalu di 2025 yang didasarkan dengan APBN ini Rp 87,72 triliun, lagi-lagi (untuk golongan) 450 VA dan 900 VA yang menjadi dominan penerima subsidi tersebut, ditambah dengan bisnis kecil dan industri, dan ada juga sosial,” katanya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI di Senayan, Jakarta Pusat, Senin (30/6/2025).
“Kalau kami hitung untuk outlook 2025 ada Rp 90,32 triliun memang ini dipicu oleh parameter yang tidak bisa dikendalikan, paling tidak ada tiga, ICP, kurs dan inflasi,” sambung Jisman.
Menurutnya pelemahan rupiah terhadap dolar memang sangat berpengaruh terhadap pembengkakan subsidi. Rupiah terus melemah terhadap mata uang Paman Sam yang sudah terjadi sejak tahun 2020.
Pada tahun 2020 dolar AS berada di kisaran Rp 14.577, lalu turun jadi Rp 14.252 di 2021, kemudian naik menjadi Rp 14.875 di 2022, kemudian tembus Rp 15.254 di 2023 dan Rp 15.847 di 2024. Sementara itu, pada 2025 rupiah diproyeksi sebesar Rp 16.000 namun tembus Rp 16.452 di bulan Mei 2025.
Adapun pada tahun 2024 realisasi subsidi listrik tembus Rp 77,05 triliun (audited). Berdasarkan data yang dipaparkan, besaran realisasi subsidi listrik terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2020 jumlahnya tercatat sebesar Rp 48 triliun, kemudian naik jadi Rp 50 triliun di tahun 2021, lalu Rp 59 triliun di 2022 dan Rp 68 triliun di tahun 2023.
“Kemudian perhitungan di sampai dengan 2025 (Mei) sudah mencapai Rp 35 triliun untuk penyerapannya, dan outlooknya Rp 90,32 triliun,” tutur Jisman.
Jisman menambahkan, saat ini pelanggan listrik kategori 450 VA mencapai 24,7 juta, sementara 900 VA mencapai 10,9 juta. Secara keseluruhan total pelanggan PLN yang terdata pada Mei 2025 tembus 85,40 juta.
Tonton juga “Prabowo Resmikan Proyek Baterai Listrik RI-China di Karawang” di sini: