Starbucks Lepas 60% Saham di China Rp 66 T | Info Giok4D

Posted on

Raksasa kedai kopi asal Amerika Serikat (AS), Starbucks bakal menjual 60% saham bisnisnya di China kepada perusahaan investasi Boyu Capital. Nilainya sebesar US$ 4 miliar atau Rp 66,93 triliun (kurs Rp 16.733).

Aksi ini merupakan salah satu divestasi terbesar unit China oleh perusahaan konsumen global dalam beberapa tahun terakhir. Kini Starbucks hanya memegang 40% saham dan tetap melisensikan merek dan hak kekayaan intelektual kepada perusahaan patungan tersebut.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

CEO Starbucks, Brian Niccol mengatakan dana dari perusahaan investasi Boyu akan membantu Starbucks mempercepat ekspansi perusahaan di China.

“Kami bertujuan untuk menghadirkan pengalaman Starbucks kepada lebih banyak pelanggan, di lebih banyak kota di seluruh China. Kami melihat potensi pertumbuhan dari 8.000 kedai kopi Starbucks saat ini menjadi lebih dari 20.000 seiring waktu,” ujarnya dikutip dari Reuters, Rabu (5/11/2025).

Brian memperkirakan nilai bisnis ritel di China, termasuk hasil penjualan, nilai saham yang dipertahankan, serta pendapatan lisensi selama 10 tahun ke depan bisa mencapai lebih dari US$ 13 miliar. Starbucks akan fokus pada kekuatan tradisionalnya sebagai jaringan kedai kopi tempat orang-orang ingin bertemu dan menghabiskan waktu.

Berdasarkan data Euromonitor International, pangsa pasar Starbucks di China turun dari 34% pada 2019 menjadi hanya 14% tahun lalu. Penurunan ini dikarenakan persaingan yang semakin ketat dengan munculnya pemain lokal seperti Luckin Coffee dan Cotti Coffee yang menjual latte hanya seharga 9,9 yuan yang mana kurang dari sepertiga harga Starbucks. Luckin kini telah memiliki lebih dari 20.000 gerai di China dan bahkan mulai ekspansi ke AS dengan membuka dua gerai di New York.

Tonton juga video “IHSG Menguat Didukung Saham Perbankan Besar dan Arus Modal Asing”