Situasinya Lagi Rusuh, Nepal Ternyata Sudah Keluar dari Daftar Negara Miskin

Posted on

Kemarahan anak muda di Nepal semakin mengerikan. Unjuk rasa yang dipicu larangan penggunaan media sosial berujung ricuh hingga menelan korban jiwa.

Aksi ini juga menggambarkan kekecewaan masyarakat Nepal terhadap kondisi perekonomian yang tersendat, pengangguran di mana-mana, korupsi merajalela, hingga ketidakstabilan politik.

Mengutip data Bank Dunia (World Bank), Rabu (10/9/2025), Nepal tercatat sebagai negara dengan pendapatan menengah ke bawah (lower middle income). Pendapatan per kapita negara tersebut berada di level US$ 1.447,3 pada 2024.

Dengan jumlah itu, Nepal telah melepas status sebagai salah satu dari 10 negara termiskin di dunia. Demikian berdasarkan klasifikasi dari World Population Review.

Dalam klasifikasi Bank Dunia, negara berpendapatan menengah ke bawah memiliki pendapatan per kapita di rentang US$ 1.136-US$ 4.495.

Dari sisi ekonomi, Bank Dunia mencatat pertumbuhan ekonomi Nepal mengalami percepatan pada paruh pertama tahun fiskal 2025 (H1FY25). PDB riil tumbuh sebesar 4,9%, naik dari 4,3% pada paruh pertama tahun fiskal 2024.

Pertumbuhan ini didorong terutama oleh sektor pertanian dan industri, meskipun terjadi perlambatan di sektor jasa.
Sektor pariwisata justru mengalami pelemahan akibat bencana alam. Banjir dan tanah longsor menyebabkan kerusakan setara dengan 0,8% dari PDB, yang berdampak parah pada infrastruktur, pertanian, dan layanan sosial.

Nepal mencatat inflasi rendah sebesar 5%, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 6,5%. Penurunan ini terutama disebabkan oleh inflasi non-makanan dan jasa, terutama di perumahan, utilitas, dan layanan restoran. Namun, inflasi makanan dan minuman tetap tinggi di 7,5%, dengan harga sayuran melonjak 26,6%.

Perekonomian Nepal diproyeksikan tumbuh 4,5% pada tahun fiskal 2025, naik dari 3,9% pada 2024. Bank Dunia juga memperkirakan ekonomi Nepal akan tumbuh rata-rata 5,4% per tahun pada 2026-2027.

Meski keluar dari status negara miskin, Nepal masih menghadapi banyak persoalan yang membuat pertumbuhan ekonominya tersendat. Tantangan struktural yang signifikan terus menghambat pertumbuhan domestik dan penciptaan lapangan kerja.

Produktivitas tenaga kerja secara keseluruhan masih rendah. Persaingan yang lemah di bidang logistik dan transportasi, serta infrastruktur yang kurang memadai, membatasi ekspor sehingga tidak mampu mendorong pertumbuhan ekonomi riil selama beberapa dekade terakhir.

Mengutip Times of India, tingkat pengangguran anak muda, khususnya generasi Z, mencapai 20,8% menurut data Bank Dunia. Secara nasional, tingkat pengangguran Nepal konsisten berada di atas 10% selama beberapa tahun terakhir dan mencapai 10,7% pada 2024.

Minimnya lapangan kerja di dalam negeri membuat sebagian besar masyarakat melakukan migrasi. Menurut catatan Bank Dunia, pada 2021 lebih dari 7% penduduk Nepal telah bermigrasi ke luar negeri, terutama untuk mencari pekerjaan karena terbatasnya kesempatan kerja di dalam negeri.

Simak juga Video: Kondisi Gedung Parlemen Nepal Porak Poranda Usai Demo Berdarah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *