Harga Bitcoin (BTC) mengalami tekanan hebat pada perdagangan beberapa pekan belakangan. Hari ini, BTC masih menunjukkan koreksi tajam meski sinyal perbaikan makroekonomi global terlihat seiring penandatanganan rancangan undang-undang yang mengakhiri shutdown terpanjang dalam sejarah Amerika Serikat (AS).
Namun, kabar tersebut nampaknya belum menjadi sentimen kuat untuk kembalinya euforia BTC. Berdasarkan data perdagangan CoinMarketCap, harga BTC masih bergerak di zona merah yakni sebesar US$ 99.707 atau sekitar Rp 1,66 miliar (asumsi kurs Rp 16.706).
Angka tersebut melemah 11.84% sepanjang perdagangan sebulan terakhir. Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menilai pergerakan harga BTC masih belum mencerminkan perubahan tren yang solid.
“Sentimen global memang mulai pulih setelah shutdown AS berakhir, tapi kekuatan fundamental Bitcoin belum cukup kuat untuk menembus resistensi di atas US$ 106.000 atau sekitar Rp 1,77 miliar,” jelas Fyqieh dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (14/11/2025).
Fyqieh menilai, berakhirnya shutdown AS membuat sejumlah lembaga seperti SEC dan CFTC kembali beroperasi. Hal ini mengindikasikan proses persetujuan ETF spot BTC bisa kembali berjalan. Namun, efeknya tidak akan langsung terasa.
“Investor masih menunggu kepastian dari SEC soal ETF kripto dan arah kebijakan fiskal AS ke depan. Dengan DXY (Indeks Dolar AS) yang terus menguat, banyak pelaku pasar justru memilih menahan posisi di aset berisiko seperti Bitcoin,” jelasnya.
Dolar AS yang menguat biasanya menekan minat terhadap aset alternatif seperti kripto. Hal ini tercermin dari inflow ke ETF BTC senilai US$ 524 juta belum mampu mendongkrak harga secara signifikan.
Meskipun berakhirnya shutdown AS membawa kabar baik bagi stabilitas ekonomi global, Fyqieh menilai investor kripto untuk tidak cepat optimistis. Pasalnya, euforia berakhirnya shutdown belum cukup untuk menghidupkan kembali pasar BTC. Perlu katalis kuat, baik dari sisi makro maupun dari industri kripto.
“Selama Bitcoin gagal menembus area US$ 106.000-US$ 108.000 dengan volume kuat, arah jangka pendek masih sideways to bearish. Area support kuat saat ini ada di kisaran US$ 98.000, sementara target kenaikan baru bisa terbuka jika BTC menutup harian di atas US$ 110.000,” pungkasnya. pemerintah
