Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) hingga Oktober 2025 mencapai Rp 402,4 triliun. Angka itu setara dengan 84,3% dari outlook tahun ini senilai Rp 477,2 triliun.
Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Luky Alfirman mengatakan realisasi itu turun 15,7% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu ketika dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih dikelola instansinya. Jika tidak memperhitungkan itu, realisasinya juga minus 2,2%.
“Kalau dari sisi pertumbuhan, ini sifatnya kita negatif terkontraksi 15,7%. Jika kita apple to apple, KND-nya kita keluarkan, memang masih terkontraksi 2,2%,” kata Luky dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR RI, Senin (24/11/2025).
Sebagaimana diketahui, dividen BUMN sebagai pendapatan kekayaan negara dipisahkan (KND) tidak lagi dikelola Kemenkeu usai ada Badan Pengelola (BP) Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Tahun ini Kemenkeu hanya mendapat Rp 11,8 triliun dari dividen BUMN yang diterima sebelum 24 Februari 2025, padahal sudah ditargetkan sampai akhir tahun Rp 90 triliun.
Oleh karena itu, target PNBP di 2025 direvisi dari Rp 513,6 triliun menjadi Rp 477,2 triliun. Luky optimistis target baru itu masih bisa dicapai sampai akhir tahun.
“Kita sisa dua bulan lagi (dari Oktober), kita masih cukup optimis, mudah-mudahan bisa tercapai target kita sebesar Rp 477,2 triliun tersebut,” ucap Luky.
Selain karena kehilangan setoran dividen BUMN, penurunan PNBP juga disebabkan oleh turunnya harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP), lifting gas bumi, harga batu bara dan volume produksi batu bara.
Tren tersebut menekan kinerja PNBP SDA migas dan non migas yang masing-masing turun 13,2% dan 9,4%, dengan setoran terkumpul Rp 84,3 triliun dan Rp 113,5 triliun. Meski begitu, PNBP kementerian dan lembaga (K/L) mampu tumbuh 17,6% dengan realisasi Rp 110,6 triliun.
“Kami berusaha keras bagaimana bisa menutup, nggak seluruhnya, mungkin sebagian dari penurunan dividen (BUMN) tersebut bisa kita coba kompensasi dari jenis PNBP lainnya,” jelas Luky.






