Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tengah berfokus dalam pekerjaan pembukaan akses jalan di kawasan terdampak longsor di Sumatera Utara. Hingga saat ini, telah berhasil dibuka akses jalan dari Tarutung, Tapanuli Utara, menuju ke Kota Sibolga, sepanjang 30 kilometer (km).
Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti mengatakan, pihaknya menerima laporan bahwa akses jalan di sejumlah daerah terputus, sehingga menghambat penanganan. Kota Sibolga sendiri menjadi salah satu daerah yang terisolasi akibat bencana banjir dan tanah longsor.
“Tarutung-Sibolga masih perlu ditunggu dulu. Tapi sudah melihat dari atas, sudah kelihatan ada beberapa titik juga sudah bisa masuk 30 km, dari 60 km sudah bisa kita tembus. Yang lainnya belum bisa,” kata Diana, ditemui di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Jumat (28/11/2025).
Menurut Diana, langkah pembukaan akses ini merupakan bagian dari aksi tanggap darurat bencana untuk mempercepat mobilitas bantuan. Kementerian PU juga telah menurunkan alat berat ke sejumlah lokasi terdampak bencana untuk membantu penanganan.
Namun demikian, tidak semua alat berat bisa didistribusikan di tengah situasi tersebut. Seperti yang terjadi di Sipirok, Tapanuli Selatan, proses penanganan terhambat lantaran jalan akses terhalang banjir.
“Saya telepon kepala balai jalan yang ada di sana untuk segera mengarahkan alat beratnya di sana. Kalau kemarin belum bisa karena alat trailernya yang ke sana aja itu juga susah nggak bisa ngelewatin. Jadi sekarang memang harus menunggu surut dulu,” jelasnya.
Situasi ini diperburuk oleh skala bencana yang cukup besar. Berdasarkan data yang diterima Diana dari balai setempat, setidaknya saat ini teridentifikasi ada sebanyak 30 titik longsor. Jumlah ini bertambah dari sebelumnya hanya 20 titik.
Akan tetapi Diana menekankan, data tersebut belum bersifat final. Saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Bantuan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) masih terus dalam melakukan identifikasi dan pendataan.
Selaras dengan hal itu, saat ini Kementerian PU masih terus berupaya untuk mencari solusi dalam rangka menangani permasalahan akses jalan ini. Pembukaan akses sangat penting, sebagai bagian dari aksi tanggap darurat bencana untuk mempercepat mobilitas bantuan.
“Karena yang terpenting mereka itu adalah akses itu harus terbuka, jalan itu juga harus terbuka karena kalau nggak saat ini agak kesulitan untuk dropping makanan, dropping logistik itu sangat kesulitan,” kata dia.
Diana juga optimistis, ke depannya banjir akan lebih cepat surut. Hal ini berkaca pada proyeksi BMKG yang menyebut bahwa badai Siklon Tropis Senyar telah usai sehingga sehatusnya hujan sudah berhenti.
“Tadi Aceh saya dengar juga sudah bisa (dibuka jalan aksesnya), Sumatera Utara ini masih mencari yang jalan tadi karena juga hari ini tadi masih hujan. Tapi kalau ramalan BMKG, Siklon Tropis Senyar itu sudah habis hari ini. Berarti, angin sama hujan itu harusnya sudah selesai. Tapi kita tetap harus antisipasi dan tentunya kita bisa turun untuk membuka jalan yang longsor-longsor sama ini mudah-mudahan bisa dibuka,” ujar Diana.
Sebagai informasi, Kementerian PU mengalokasikan anggaran sebesar Rp 351,83 miliar untuk mendukung program kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana sepanjang tahun 2025. Anggaran tersebut digunakan untuk memperkuat infrastruktur publik, mempercepat penanganan darurat, serta mendukung pemulihan pascabencana di seluruh wilayah Indonesia.
Alokasi anggaran tanggap darurat Kementerian PU tahun 2025 sebesar Rp 351,83 miliar terdiri dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air sebesar Rp 300 miliar dan Direktorat Jenderal Bina Marga Rp 51,8 miliar. Selain itu juga telah memobilisasi 5.755 unit alat berat, 382.044 bahan logistik serta menerjunkan 3.455 personel siaga di lapangan.
Hingga awal November 2025, realisasi penyerapan anggaran mencapai Rp 261,9 miliar atau sekitar 74,4%, dengan fokus utama pada penanganan bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor. Salah satunya adalah penanganan bencana/tanggap darurat bencana Kabupaten Lumajang dampak bencana banjir lahar dingin Gunung Semeru, Provinsi Jawa Timur dan penanganan bencana abrasi dan banjir rob di Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu.
Selanjutnya sisa anggaran sebesar Rp89,9 miliar disiapkan untuk menghadapi potensi bencana hingga akhir tahun, seiring dengan prakiraan curah hujan tinggi lebih dari 2.500 mm/tahun dari BMKG Climate Outlook 2025. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga 2 November 2025 telah tercatat 2.715 kejadian bencana di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, banjir menjadi bencana dengan frekuensi tertinggi, yaitu 1.337 kejadian (49,24%).
