China akan menerapkan biaya khusus pada kapal-kapal Amerika Serikat (AS) yang berlabuh di pelabuhannya mulai 14 Oktober, pekan depan. Hal ini menyusul kebijakan serupa yang diterapkan AS kepada China, yang dinilai akan berdampak besar pada perdagangan antara kedua negara tersebut.
Sebagaimana dilansir dari CNBC, Sabtu (11/10/2025), Kementerian Perhubungan China menilai bahwa kebijakan AS tersebut melanggar prinsip-prinsip perdagangan internasional dan sangat merugikan perdagangan maritim China-AS.
China akan mengenakan biaya sebesar 400 yuan atau US$ 56 per ton bersih untuk kapal-kapal AS. Nilai ini pada dasarnya sama dengan tarif khusus yang ditetapkan AS US$ 50 per ton bersih kepada kapal-kapal China.
Selain itu, Beijing juga menyamai AS dengan rencana untuk menaikkan biaya tersebut secara bertahap hingga 17 April 2028, dengan tanggal efektif yang sama.
“Dalam jangka pendek, (pengenaan biaya kepada kapal-kapal China) akan mengakibatkan peningkatan biaya bagi konsumen AS, penurunan keuntungan bagi pengirim barang, dan sedikit penurunan permintaan ekspor ke AS dalam kategori tertentu,” kata Presiden Kamar Dagang Amerika di China, Michael Hart.
Sedangkan dalam jangka panjang, ia menilai bahwa mungkin ada lebih banyak permintaan untuk kapal-kapal non-China. Namun, ia tidak memperkirakan adanya peningkatan permintaan untuk kapal-kapal buatan AS karena biaya produksinya yang tinggi dan kapasitas galangan kapal yang terbatas.
Menurut data Pusat Studi Strategis dan Internasional, AS sendiri hanya menyumbang 0,1% dari total produksi kapal global, dibandingkan dengan China yang mengambil porsi mencapai 53,3%, lebih dari setengahnya.
Pangsa pasar China yang sangat besar tersebut mendorong AS untuk mengembangkan kebijakan, yang dimulai di bawah pemerintahan Biden, untuk mengenakan biaya pada kapal buatan China ketika tiba di pelabuhan AS.
Kementerian Perhubungan China mengatakan, biaya tersebut akan berlaku untuk kapal yang dimiliki oleh bisnis, organisasi, individu, dan entitas AS yang memegang saham 25% atau lebih. Kapal yang berbendera AS atau buatan Washington juga akan dikenakan biaya.
“(Ini hanyalah) taktik negosiasi balas dendam. AS mengenakan biaya serupa pada kapal yang menuju China dan sekarang China melakukan hal yang sama,” kata direktur pelaksana Z-Ben Advisors, Peter Alexander, di Shanghai.
“Pemerintahan Trump terus meremehkan China dan ini harus dihentikan. Tampaknya hanya ada sedikit pertimbangan yang diberikan pada dampak tingkat kedua dan ketiga dari pilihan kebijakan,” sambungnya.
Alexander menilai, China mampu membalas dengan setimpal dan telah menunjukkan kesediaannya untuk mengambil tindakan langsung. Ia juga mempertanyakan apakah AS telah mengambil pelajaran dari enam bulan terakhir, namun menurutnya hal itu tampaknya tidak demikian.
Pengumuman pemberlakuan biaya pelabuhan oleh China dilakukan setelah negara itu memperketat pembatasan ekspor dan memperluas daftar hitam ‘entitas tidak dapat dipercaya’. China juga telah menambahkan perusahaan konsultan semikonduktor TechInsights, dalam dua hari terakhir.
Ketegangan antara AS dan China masih tetap tinggi meskipun Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping telah melakukan pembicaraan melalui telepon bulan lalu. Juga muncul rencana pertemuan antara kedua pemimpin tersebut di Korea Selatan dalam beberapa minggu mendatang.
Meskipun Trump telah menggembar-gemborkan kemajuan kesepakatan bagi ByteDance yang berbasis di Beijing untuk menjual operasi aplikasi TikTok-nya di AS, China belum memberikan pernyataan yang konklusif. besaran