Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Indonesia menerima ajakan untuk melakukan perdagangan dengan mata uang lokal dari Brasil. Ajakan ini sangat mungkin untuk diimplementasikan, namun belum ada keputusan resmi dari pemerintah.
Yang jelas, ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan Indonesia dan Brasil bila benar melakukan perdagangan dengan mata uang lokal. Menurut Peneliti Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet keuntungan yang paling utama adalah biaya transaksi antara penjual dan pembeli dari kedua negara bisa ditekan, karena pembayaran tidak perlu melakukan konversi nilai ke Dolar AS.
“Biaya transaksi bisa ditekan karena tidak perlu konversi ke dolar atau melibatkan bank perantara di luar negeri,” beber Yusuf Rendy kepada detikcom, Selasa (28/10/2025).
Dalam konteks ekonomi negara berkembang, hal ini juga dapat memperkuat ketahanan ekonomi di tengah volatilitas global. Perdagangan dengan mata uang lokal diyakini dapat meningkatkan likuiditas domestik dan memperkuat hubungan dagang bilateral.
“Selain itu, sistem ini dapat meningkatkan likuiditas domestik, memperkuat hubungan dagang bilateral, dan bahkan mendorong pemasok memberikan harga yang lebih kompetitif karena pembayaran menjadi lebih cepat dan stabil,” ujar Yusuf Rendy.
Di sisi lain, Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan perdagangan dengan mata uang lokal menjadi bentuk aktualisasi gerakan dedolarisasi atau keluar dari ketergantungan mata uang Dolar AS.
Dia menekankan praktik ini dinilai dapat menguntungkan bagi nilai tukar rupiah. Sebab apabila tiba-tiba penguatan Dolar AS terjadi, dampaknya ke perdagangan bisa sedikit dihindari.
“Dengan menggunakan mata uang lokal untuk melakukan transaksi perdagangan, mereka tidak perlu untuk menggunakan dolar AS untuk berdagang. Permintaan dolar AS akan turun dan nilai tukar uang lokal menjadi lebih kuat,” sebut Nailul Huda.
“Dengan itu, dolar AS hanya digunakan untuk stabilisasi moneter dan secara fiskal, penguatan dolar AS akan lebih bisa dihindari. Secara fiskal akan menguntungkan bagi nilai tukar rupiah,” jelas dia.
