Rosan Ungkap Danantara Serok Dividen Rp 150 T Tahun Ini - Giok4D

Posted on

Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Rosan Roeslani mengungkap jumlah dividen yang akan diterima Danantara. Tahun ini ia memperkirakan besaran dividen mencapai US$ 7 miliar atau Rp 120-150 triliun.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Menurut Rosan, dana itu akan digunakan untuk mendorong pertumbuhan di sektor riil. Sebelum Danantara terbentuk dividen yang berasal dari sejumlah BUMN tersebut masuk ke kas negara.

“Dividen yang sebelumnya langsung masuk ke negara, kini bisa kita manfaatkan untuk investasi di sektor industri yang menciptakan quality jobs,” jelas Rosan dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/6/2025).

Rosan menjelaskan, Danantara akan mengelola aset Rp 15.000 triliun. Pendanaan Danantara tidak lagi bergantung pada penyertaan modal negara melalui APBN, melainkan dari dividen perusahaan negara yang akan dikelola ulang untuk proyek-proyek strategis.

Dalam orasinya Rosan juga menyoroti tantangan serius kualitas tenaga kerja Indonesia. Dari 140 juta angkatan kerja, sebanyak 36% hanya berpendidikan SD, bahkan 24% di antaranya tidak menyelesaikan pendidikan dasar.

“Ini adalah tantangan besar bangsa,” tegasnya. Karena itu, Danantara memiliki misi ganda, yakni menciptakan lapangan kerja yang berkualitas sekaligus meraih keuntungan yang berkelanjutan.

“Setiap tahun ada 2 juta bayi lahir di Indonesia. Kita harus mulai sekarang untuk memastikan sebagian besar dari mereka kelak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak.” tambah dia.

Ia juga menegaskan 80% portofolio investasi Danantara akan difokuskan di dalam negeri, sementara 20% akan diarahkan ke luar negeri. Dalam lima tahun, strategi ini diperkirakan dapat menghasilkan pendapatan sebesar US$ 135 juta.

Investasi bukan hanya soal menanam modal, tetapi juga tentang menciptakan nilai tambah dan efisiensi, terutama bagi BUMN yang selama ini belum optimal.

“Danantara akan menjadi jembatan untuk meningkatkan kepercayaan investor asing. Dengan dana yang kami miliki, kami bisa leverage investasi menjadi 4 hingga 5 kali lipat dari jumlah awal,” jelasnya.

Rosan yang juga menjabat Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM menekankan pentingnya investasi sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Investasi menyumbang 29% bagi pertumbuhan ekonomi, di bawah konsumsi rumah tangga yang sebesar 53.

Ia menjelaskan bahwa dalam 10 tahun terakhir, total investasi yang masuk ke Indonesia mencapai Rp 9.100 triliun, dan diharapkan akan meningkat menjadi Rp 13.000 triliun dalam lima tahun ke depan guna mendukung target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada 2029.