Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri mengatakan Pertamina masih bermitra dengan perusahaan energi asal Rusia, Rosneft untuk menggarap Kilang Tuban. Kerja sama ini terus berlanjut meski Rosneft menerima sanksi dari Amerika Serikat (AS).
“Sejauh ini masih dengan partner yang lama ya,” ucap Simon ketika ditemui wartawan Kantor Kementerian ESDM, Senin (10/11/2025).
Simon menyampaikan saat ini Pertamina sedang di tahap Final Investment Decision (FID) Kilang Tuban.
Hasil dari FID ini akan menentukan apakah proyek Kilang Tuban memungkinkan untuk dilanjutkan atau terdapat rencana lainnya.
“Kilang Tuban saat ini kita dalam proses FID ya, Final Investment Decision. Nanti setelah itu baru akan kita nilai apakah feasible untuk kita lanjutkan ataukah ada rencana lainnya gitu,” terang Simon.
Targetnya, FID akan rampung Desember 2025 alias bulan depan. Namun terkait hasil dari proses tersebut akan disampaikan perusahaan di lain kesempatan.
“FID kemungkinan kita melihat awal Desember ya. Kita akan update lagi,” kata Simon.
Sebagai informasi, sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia juga sudah buka suara terkait kerja sama antara Pertamina dengan Rosneft meski Presiden AS Donald Trump memberi sanksi kepada perusahaan minyak asal Rusia itu.
Dalam kesempatan itu Bahlil menjawab santai bahwa sanksi dari AS ini tidak akan berdampak terhadap pembangunan Kilang Tuban.
“Tenang saja, banyak jalan menuju surga. Jangan terlalu khawatir berlebihan ya. Kita sudah siasati,” kata Bahlil usai Upacara Peringatan Hari Pertambangan dan Energi Ke-80 di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (24/10/2025).
