Indonesia tetap menggenjot ekspor ke Amerika Serikat (AS) meski Negeri Paman Sam menetapkan tarif impor sebesar 19%. Bahkan, tarif itu tercatat menjadi yang terendah bagi Indonesia dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah akan fokus meningkatkan ekspor sejumlah komoditas unggulan ke pasar AS, mulai dari tekstil hingga elektronik.
“Kita akan terus mendorong tekstil, produk tekstil. Kemudian juga furniture, sepatu, apparel. Kemudian juga kita punya produk seperti barang-barang manufaktur, itu juga home appliance, elektronik itu bisa masuk dengan harga sekian,” ujar Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/7/2025).
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Ia juga memastikan kenaikan tarif 19% dari AS tidak akan terlalu mempengaruhi penerimaan negara. Menurutnya, beberapa komoditas dari AS ke Indonesia memang sudah sejak lama mendapat tarif 0%, seperti untuk gandum.
“Berbagai komoditas kan sudah nol. Jadi sebetulnya impor kita dari Amerika seperti gandum dan yang lain memang sudah nol,” katanya.
Sebagai informasi, Indonesia berhasil melakukan negosiasi dengan pemerintah AS di bawah Presiden Donald Trump untuk menurunkan tarif impor barang asal Indonesia dari semula 32% menjadi hanya 19%.
Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia menjadi salah satu yang berhasil menurunkan tarif ke level paling rendah bersama Vietnam. Vietnam sebelumnya juga sukses bernegosiasi dengan tarif terendah mencapai 20%.
Negara ASEAN lain masih harus membayar tarif lebih tinggi, seperti Malaysia dengan tarif 25%, Thailand dan Kamboja 36%, serta Myanmar dan Laos yang mencapai 40%.