Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan kabar terbaru pembentukan Nuclear Energy Program Implementation Organization (NEPIO) atau Organisasi Pelaksana Program Energi Nuklir. Rencana pembentukan NEPIO ini telah digaungkan sejak September 2024.
Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi menjelaskan, pihaknya sedang menyusun dasar hukum pembentukan NEPIO yang berbentuk Peraturan Presiden (Perpres).
“Kita sudah sepakat bahwa sesuai arahan Setneg (Sekretariat Negara) itu dalam bentuk Perpres. Cuma draft Perpres ini yang tadi malam kita sudah draf ini habis ini langsung saya bahas pasal-pasalnya. Nah, di situ nanti ada NEPIO itu organisasi pelaksana,” ujarnya saat ditemui di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (4/6/2025).
Awalnya dasar hukum pembentukan NEPIO direncanakan berbentuk Keputusan Presiden (Keppres). Namun berdasarkan arahan Kementerian Setneg, dasar hukumnya diubah menjadi berbentuk Perpres.
Eniya menyebut pihaknya sudah berdiskusi dengan Dewan Energi Nasional (DEN), Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) hinggaBadan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terkait pembentukan NEPIO.
Saat dikonfirmasi apakah Perpres itu terbit tahun ini, Eniya mengiyakan. Bahkan ia memasang target pribadi untuk merampungkan Perpres tersebut di bulan ini.
“(Tahun ini bisa selesai?) Oh iya, saya targetnya satu bulan, my own target,” sebut Eniya.
Terkait lokasi pengembangan Nuklir, Eniya menyebut dirinya cukup lega karenaRancangan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) periode 2025-2034 sudah mengidentifikasi dua lokasi untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Keduanya adalah Sumatera dan Kalimantan.
“Saya lega RUPTL sudah menganalisis lokasinya. Paling tidak grid listrik di Kalimantan sama di Sumatera, masing-masing 250 (Megawatt),” imbuhnya.
Soal calon investor yang tertarik bekerja sama menggarap proyek tersebut, Eniya menyebut Indonesia terbuka untuk semua pihak. Meskipun ia tidak merinci negara mana yang dia maksud.
“Terus dari situ Multi-country. Multi-country memungkinkan karena kita kan negara non-blok. Mau dari Amerika, Korea, Rusia, China, itu nggak masalah. Jadi nanti tinggal financial structure-nya gimana. Lalu harga listriknya jadi berapa, itu paling penting,” tutupnya. bikin