Indonesia masih melakukan negosiasi tarif dengan Amerika Serikat (AS). Ada beberapa komoditas yang menjadi perhatian agar bisa mendapatkan penurunan tarif, seperti di sektor pertanian hingga furnitur.
Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu mengaku terkejut lantaran AS mengenakan tarif 100% untuk furnitur. Mari mengatakan, tarif AS untuk furnitur dapat mengancam karena ekspor furnitur Indonesia sebagian besar ke AS. Untuk itu, Indonesia akan meminta pengecualian untuk furnitur.
“Kemarin dia baru umumkan mau menangkan 100% untuk furnitur misalnya. Kagetlah kita ya. Nah, ini kita mau minta pengecualian. Jadi, ini juga bagian dari yang terus kita akan negosiasi. Terutama kalau memang kena besar itu, karena sektor furnitur itu ketergantungannya kepada pasar Amerika besar sekitar 60% dari ekspor furnitur kita itu ke Amerika,” kata Mari saat ditemui di The Tribrata Darmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (27/8/2025).
Bocoran Komoditas
Lebih lanjut, ada beberapa komoditas yang akan diutamakan untuk dinegosiasikan, yakni produk yang tidak diproduksi di AS. Selain furnitur, ada beberapa komoditas yang sudah masuk dalam daftar, seperti kopi, kakao, kelapa sawit, aluminium steel.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
“Kopi, kelapa sawit, kakao, karet, itu contohnya. Kalau untuk yang sektoral, bahan mobil dan beberapa produk aluminium dan steel dan yang untuk berikutnya nih yang kita harus waspada furniture ya,” imbuh dia.
Mari menjelaskan ada beberapa alasan tarif untuk komoditas tersebut dinegosiasikan, yaitu karena tidak diproduksi di AS dan menjadi komoditas penting bagi Indonesia.
“Nah, jadi minta pengecualiannya itu harus berdasar. Berdasarkan apa? Ini kan tidak bersaing dengan produk Amerika, dan nggak mungkin ini produk diproduksi di sana, dan sementara itu sangat penting buat kita, mengerjakan berapa banyak orang, berapa banyak petani. Kita harus juga punya argumentasi yang baik,” jelas Mari.
