RI-Hong Kong Makin Mesra, Bahas RCEP hingga Investasi

Posted on

Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus memperluas pasar ekspor serta meningkatkan hubungan perdagangan internasional, termasuk dengan Hong Kong. Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mendukung rencana aksesi Hong Kong ke Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP).

Hal ini disampaikan Budi usai menghadiri pertemuan bilateral dengan Rusia dan Hong Kong pada Kamis, (30/10) lali di Gyeongju, Korea Selatan. Pertemuan berlangsung di sela-sela Rangkaian Pertemuan Para Pemimpin Ekonomi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC Economic Leaders Meeting) pada 29 Oktober-1 November 2025.

Budi bertemu dengan Sekretaris Perdagangan dan Pembangunan Ekonomi Hong Kong, Algernon Yau. Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas rencana aksesi Hong Kong ke dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP).

“Indonesia menyambut baik rencana Hong Kong untuk bergabung dalam perjanjian RCEP. Kami percaya RCEP memiliki prinsip regionalisme terbuka yang mendukung sistem perdagangan multilateral berbasis aturan, inklusif, dan terbuka,” kata Budi dalam keterangannya, dikutip Minggu (2/11/2025).

RCEP beranggotakan 15 negara, yaitu 10 negara Anggota ASEAN dan 5 negara mitra ASEAN (RRT, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru). Selain Hong Kong, saat ini juga sudah ada tiga negara lain yang mengajukan permohonan aksesi untuk menjadi anggota baru RCEP, yaitu Srilanka, Bangladesh, dan Chile.

Sementara itu, Sekretaris Yau menyampaikan, Hong Kong mengapresiasi Indonesia yang mendorong aksesi ke RCEP. Di sisi lain, ia juga mengatakan akan mendorong investasi dan pariwisata Hong Kong ke Indonesia.

Pada Januari-Agustus 2025, total perdagangan Indonesia dan Hong Kong mencapai US$ 3,50 miliar. Ekspor Indonesia tercatat sebesar US$ 1,43 miliar. Sementara itu, pada 2024, total perdagangan Indonesia dan Hong Kong mencapai US$ 5,74 miliar dan ekspor Indonesia ke Hong Kong mencapai US$ 2,62 miliar.

Produk ekspor unggulan Indonesia ke Hong Kong meliputi batu bara, gas petroleum, pupuk mineral atau kimia, akumulator listrik, serta monitor dan proyektor. Di sisi lain, impor utama Indonesia dari Hong Kong meliputi sirkuit elektronik terpadu, minyak petroleum, telepon, karet sintetis, dan polimer propilena.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *