Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto mengusulkan pendapatan atau revenue dari sektor hulu migas digunakan kembali untuk kegiatan eksplorasi. Hal ini dilakukan lantaran salah satu hambatan utama dalam kegiatan eksplorasi ialah anggaran yang minim.
Djoko mengatakan saat ini anggaran untuk kegiatan eksplorasi hanya sekitar US$ 1 miliar yang menurutnya masih minim. Ia mengatakan, langkah tersebut sudah dipakai Malaysia dan Inggris.
Ia menilai Inggris dan Malaysia telah berhasil menggunakan langkah ini untuk meningkatkan produksi migasnya.
“Kendalanya adalah anggaran. Nah kami mengusulkan ke depan, barangkali nanti ada pembahasan RUU (Migas), bagaimana belajar dari Inggris dan Malaysia itu pernah suatu ketika seluruh revenue daripada hulu migasnya digunakan eksplorasi,” kata Djoko saat RDP dengan Komisi XII DPR, Rabu (12/11/2025).
Djoko juga menyinggung tidak hadirnya perbankan Indonesia untuk membiayai kegiatan eksplorasi. Padahal saat ini masih banyak potensinya. Berdasarkan data SKK saat ini terdata ada 128 cekungan. Dari jumlah tersebut sebanyak 65 cekungan belum tereksplorasi.
“Karena tidak ada satupun bank dalam negeri yang mau membiayai untuk eksplorasi. Karena risikonya besar,” katanya.
Ia memahami, tidak adanya perbankan Indonesia yang belum membiayai kegiatan eksplorasi lantaran memiliki resiko yang besar. Namun kata Djoko saat ini tingkat keberhasilan Indonesia dalam hal kegiatan eksplorasi sudah lebih baik.
“Meskipun di Indonesia, indeks 1:10 sudah 30%. Jadi probabilitas untuk ditemukan migasnya sudah 30% dari kegiatan eksplorasi. Jadi kalau kita ngebor sumur 10 insyaallah 3 discovery pak,” katanya.
Simak juga Video: Rapat di Komisi XII DPR, Bahlil Pamer PNBP Migas-Tambang Capai Target
