Kontribusi hilirisasi terhadap capaian investasi Indonesia terus meningkat. Pada kuartal I 2025, program hilirisasi berhasil membawa investasi Rp 136,3 triliun dari keseluruhan investasi periode tersebut yang sebesar Rp 465,2 triliun.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengatakan, kontribusi itu setara 29,3% dari total realisasi investasi. Menurutnya capaian tersebut merupakan yang terbesar dalam 3 tahun terakhir.
“Ada yang cukup menarik, adalah realisasi investasi atau kontribusi investasi dari hilirisasi itu mencapai 29,3%. Padahal kalau kita lihat trend-nya selama 3 tahun terakhir ini, biasanya itu ada di range 23% sampai 24%. Nah, ini 29,3%,” katanya dalam konferensi pers realisasi investasi beberapa waktu lalu, dikutip Senin (19/5/2025).
Jika dibanding periode yang sama tahun lalu, realisasi investasi hilirisasi meningkat 79,8% dari yang sebelumnya sebesar Rp 75,8 triliun. Rosan menyatakan pemerintah terus menerima tawaran investasi di hilirisasi dari para investor.
Menurut Rosan, naiknya kontribusi hilirisasi tak lepas dari semakin banyaknya komoditas yang dapat dikembangkan. Sebelumnya program hilirisasi lebih terkonsentrasi pada komoditas nikel.
Selain di sektor mineral, hilirisasi kini diarahkan untuk sektor perkebunan dan kehutanan, minyak dan gas bumi, hingga perikanan dan kelautan. Rosan menyebut pemerintah akan terus mendorong hilirisasi demi memberikan nilai tambah bagi negara.
“Kelapa sawit ini juga sudah berjalan lama, dan kita akan coba lebih dorong lagi pada produk turunannya sehingga value added-nya itu bisa ter-captured dan penciptaan lapangan pekerjaan yang lebih signifikan,” tutur Rosan.
Secara rinci, berikut rincian realisasi investasi di bidang hilirisasi pada kuartal I 2025
– Sektor mineral: Rp 97,6 triliun
– Sektor perkebunan dan kehutanan: Rp 31,1 triliun
– Sektor minyak dan gas bumi: Rp 6,55 triliun
– Sektor perikanan dan kelautan: Rp 1,03 triliun
