Salah satu perusahaan tambang terbesar di Rusia, Mechel, rencananya menerima bantuan pemerintah di tengah krisis yang terjadi di sektor batu bara. Perusahaan tersebut menjadi produsen batu bara pertama yang menerima bantuan di era pemerintahan Presiden Vladimir Putin.
Menurut Wakil Direktur Keuangan Mechel, Nelli Galeeva, pihaknya mendapat mendapat penangguhan pembayaran pajak dan iuran jaminan sosial selama tiga tahun, senilai lebih dari 13 miliar rubel atau US$ 166 juta, atau setara Rp 2,68 triliun.
Dilansir dari The Moscow Times, Sabtu (5/7/2025), Mechel memperkirakan bisa menghemat US$ 6 juta per bulan jika kebijakan bantuan untuk seluruh industri, seperti penangguhan pajak ekstraksi mineral dan iuran sosial mulai berlaku.
Galeeva mengatakan pihaknya menjadi yang pertama mengajukan permohonan dukungan ke pemerintah dan yang pertama disetujui oleh komisi yang dipimpin Menteri Keuangan Anton Siluanov. Namun, kondisi industri tetap suram.
CEO Mechel Oleg Korzhov menyebut industri batu bara menghadapi kesulitan besar dan memperkirakan penurunan penjualan. Mechel bahkan berencana mengurangi pengiriman batu bara hingga 25% dibanding tahun lalu.
Korzhov menegaskan ini adalah skenario pesimistis, namun hasil akhirnya bisa berubah tergantung situasi domestik maupun global. Sementara itu, Kepala Russian Coal, Vladimir Korotin, menyebut krisis ini sebagai yang terburuk sejak 1990-an.
Pada 2024 hingga kuartal pertama 2025, sektor batu bara menjadi satu-satunya industri besar di Rusia di mana jumlah perusahaan merugi (61,8%) melampaui yang untung. Meski produksi naik tipis 1,4% di lima bulan pertama tahun ini, sebagian besar batu bara menumpuk di gudang karena tak laku dijual.
Penurunan produksi sudah terlihat di wilayah Kemerovo, pusat tambang batu bara nasional. Pusat Analisis Makroekonomi dan Peramalan Jangka Pendek yang dekat dengan Kremlin menyatakan bahwa seluruh indikator kesehatan perusahaan batu bara mengalami tekanan.
Meski begitu, ancaman kebangkrutan bisa dihindari berkat dukungan penuh dari negara. Pelaku industri berharap kondisi tak makin buruk dan ada perbaikan pada paruh kedua tahun ini.
Korzhov mengatakan hampir semua produsen mengalami tekanan berat, baik dari sisi produksi maupun investasi. Dengan nilai tukar saat ini, menjual batu bara ke luar negeri pun dianggap merugi.
Meski begitu, ia memperkirakan harga tak akan turun lagi karena 20% perusahaan batu bara dunia sudah beroperasi dan memperoleh untung. Penurunan produksi global, potensi penurunan suku bunga acuan, serta penguatan dolar bisa mendorong pemulihan harga dan meringankan beban utang industri.
Pada 2023, EBITDA Mechel turun 35% menjadi 56 miliar rubel, sementara rasio utangnya naik hingga 4,6 kali EBITDA. Untuk mengurangi beban, Mechel berencana menjual sebagian asetnya, terutama di sektor energi. raksasa