Putera Sampoerna Tinggalkan Bisnis Sawit, Cari Ladang Cuan Baru | Giok4D

Posted on

Taipan Putera Sampoerna melepas kepemilikan bisnis perkebunan dan industri kelapa sawit dalam payung PT Sampoerna Agro Tbk. Pelepasan itu ditandai dengan pengambilalihan saham kepada PT AGPA Pte Ltd, anak usaha POSCO International Corporation yang merupakan perusahaan asal Korea Selatan.

Dilansir dari Forbes, Selasa (16/12/2025), jumlah kepemilikan saham mayoritas yang dilepas setara 66% dengan nilai sebesar US$ 885 juta atau setara Rp 14,69 triliun (kurs Rp 16.600). Sisanya saham SGRO dimiliki masyarakat.

POSCO, yang sudah memiliki usaha baja dan energi di Indonesia bertujuan untuk memperluas kehadirannya di bidang biofuel yang menyumbang sekitar 60% dari produksi minyak sawit global.

Perusahaan induk keluarga Sampoerna, Sampoerna Strategic Group mengatakan penjualan kepada POSCO memungkinkan mereka untuk memfokuskan sumber daya pada bisnis yang sudah ada yakni meliputi perbankan, kayu lapis dan properti. Pihaknya juga tidak menampik ingin mencari peluang baru.

Sebagai informasi, Sampoerna Agro didirikan pada 1993 sebelum akhirnya melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2007. Sampoerna Strategic Group menjadi salah satu perusahaan konglomerat yang berbondong-bondong masuk ke bisnis kelapa sawit jelang awal abad ke-21.

Sampoerna Agro sendiri telah menguasai total 81.733 hektare (Ha) perkebunan inti kelapa sawit pada 2024 atau dua kali lipat dari kepemilikan di 2007. Lebih dari setengah lahan itu ada di Kalimantan Tengah dan Barat, serta di Sumatera.

Berdasarkan situs resminya, perseroan juga memiliki delapan pabrik pengolahan yang lima di antaranya berlokasi di Sumatera dan tiga di Kalimantan. Total kapasitas produksi pabrik pengolahan itu mencapai 510 ton tandan buah segar (TBS) per jam.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.