Purbaya soal Utang Pemerintah Rp 9.138 Triliun: 39% PDB, Masih Aman!

Posted on

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa buka suara soal utang pemerintah tembus Rp 9.138,05 triliun. Menurut Purbaya total utang tersebut masih dalam dalam batas aman dan pengelolaannya secara hati-hati.

Purbaya menjelaskan utang tersebut baru setara 39,86% terhadap produk domestik bruto (PDB). Level itu masih di bawah batas maksimal 60% PDB sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

“39% PDB dari standar ukuran internasional itu masih aman,” kata Purbaya secara online dalam Media Gathering di Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/10/2025).

Selain itu, Purbaya menekankan ukuran keamanan utang tidak bisa dilihat dari besarnya nominal. Purbaya juga meminta semua pihak tidak menjadikan nominal utang pemerintah sebagai pembangkit sentimen negatif bagi perekonomian.

“Kalau acuan utang bahaya besar apa enggak, itu bukan dilihat dari nominalnya saja, tapi diperbandingkan dengan ekonominya,” jelas Purbaya.

Purbaya menjamin selama masa jabatannya sebagai Menteri Keuangan, penerbitan utang akan dikurangi sesuai dengan strategi peningkatan penerimaan negara secara lebih besar dan optimal ke depan.

Selain itu, utang yang dibuat pemerintah ke depan dipastikan akan lebih efisien.

“Kita akan coba kurangi penerbitan utang seoptimal mungkin. Kalaupun saya utang harus digunakan, jangan sampai ada kebocoran,” tegas Purbaya.

Rincian Utang Pemerintah Rp 9.138 Triliun

Berdasarkan catatan Kemenkeu per Juni 2025, utang pemerintah pusat mencapai Rp 9.138,05 triliun atau 39,86% PDB. Jumlah itu turun dari catatan per Mei 2025 yang sebesar Rp 9.177,48 triliun.

“Jadi per akhir Juni 2025 sebesar 39,86% debt to GDP ratio-nya, satu level yang cukup rendah, cukup moderate dibanding banyak negara,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Suminto.

Lebih rinci dijelaskan, nominal utang per akhir Juni 2025 terdiri dari pinjaman yang senilai Rp 1.157,18 triliun. Pinjaman yang diperoleh dari luar negeri sebesar Rp 1.108,17 triliun dan pinjaman dalam negeri Rp 49,01 triliun.

Adapun untuk utang yang diperoleh dari surat berharga negara (SBN), nominalnya sebesar Rp 7.980,87 triliun. Nominal penerbitan SBN yang berdenominasi rupiah masih mendominasi dengan nilai Rp 6.484,12 triliun, sementara yang berdenominasi valas sebesar Rp 1.496,75 triliun.

“Jadi juni total outstanding utangnya Rp 9.138 triliun, pinjamannya Rp 1.157 triliun dan SBN Rp 7.980 triliun,” ucap Suminto.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *