Proyek Sulap Sampah Jadi Energi Dibangun di 33 Provinsi, Rampung Akhir 2027

Posted on

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkapkan pemerintah akan membangun fasilitas pengolahan sampah menjadi energi listrik atau waste to energy (WTE) di 33 provinsi di seluruh Indonesia. Proyek ini ditargetkan rampung pada akhir 2027

Pemerintah tengah mempercepat proses perizinan pembangunan fasilitas tersebut dan diharapkan selesai dalam tiga bulan.

“Sehingga akhir 2027, waste to energy di 33 provinsi itu ya, Insyaallah bisa selesai,” kata Zulhas dalam acara ESG Now Awards 2025 di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (16/10/2025).

Zulhas menjelaskan fasilitas proyek waste to energy akan menggunakan teknologi incinerator atau alat pembakaran sampah yang ramah lingkungan. Setiap fasilitas WTE memiliki kapasitas pengolahan mencapai 2.000 ton sampah per hari.

“Sudah ada 33 kota yang akan segera dibangun waste to energy pakai incinerator, bersih. Jadi, satu tempat bisa 2.000 ton. Satu pabrik itu bisa 2.000 ton. Jadi, kalau di Bantar Gebang itu bisa 4 dia,” katanya.

Sebelumnya, Chief Investment Officer (CIO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), Pandu Patria Sjahrir menyebut proyek WTE yang dijalankan Danantara akan menjadi yang terbesar di dunia.

Tak hanya sebatas mencari keuntungan, proyek WTE diharapkan mampu menyelesaikan persoalan lingkungan yang semakin krisis. Menurut Pandu, tidak ada satu negara yang berinvestasi sebesar Indonesia untuk menjalankan WTE.

“Jangan lupa ini mungkin waste to energy, yang kita lakukan ini yang terbesar di dunia. Tidak ada satu negara melakukan investasi sebesar ini di waste to energy. Per hari ini ini terbesar di dunia. Kenapa? Karena ini solve satu isu utama. Ini bukan hanya create return, tapi isu utamanya adalah masalah lingkungan hidup yang sudah krisis,” beber Pandu dalam acara 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025).

Pandu menambahkan, pemerintah menyiapkan berbagai regulasi demi mendukung eksekusi WTE. Salah satunya penyediaan lahan secara gratis, penghapusan tipping fee hingga penetapan biaya listrik sebesar 20 sen per kilowatt hour.

“Jadi yang kita ubah sekarang kita akan menyiapkan lahan secara gratis. Kita juga akan melakukan take and pay. Dan di sini 20 sen itu satu harganya menurut kami cukup atraktif,” tuturnya.

Pandu yakin proyek WTE akan menarik minat investor. Buktinya, saat ada 120 perusahaan yang sudah menyatakan ketertarikan bergabung pada 10 proyek pertama WTE.

“Kita sudah membuka selama 2 minggu terakhir. Siapa yang ingin masuk? Ada 120 perusahaan dan konsorsium yang ingin bidding hanya untuk 10 proyek pertama. Jadi ini masif,” sebut Pandu.

Tonton juga video “Menteri LH Minta Pramono-KDM Siapkan Lahan untuk PSEL” di sini: