Prospek Saham Grup Alamtri Kala Harga Batu Bara Terkoreksi

Posted on

Saham emiten Alamtri Group terbang pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (23/7) di tengah terkoreksinya harga batu bara. Setidaknya, terdapat tiga emiten Alamtri yang menjadi perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), dan PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI).

Mengutip data perdagangan RTI Business, saham ADMR, ADRO, dan AADI menguat sejak pembukaan perdagangan. ADMR naik 5,53% ke Rp 1.145 per lembar saham. Sejak pembukaan perdagangan, saham ini mencatat volume transaksi 124,88 juta dengan nilai transaksi Rp 141,08 miliar.

Selanjutnya, ADRO juga naik 1,53% ke harga Rp 1.995 per lembar saham. Sejak pembukaan perdagangan, volume transaksi ADRO sebanyak 53,03 juta dengan nilai Rp 106,10 juta.

Kemudian emiten milik Garibaldi (Boy) Thohir, AADI naik 1,79% ke harga Rp 7.100 per lembar saham. AADI juga mencatat volume transaksi 12,71 juta dengan nilai Rp 90,44 miliar sejak pembukaan perdagangan.

Diketahui, harga batu bara dunia terus mengalami koreksi. Pada perdagangan Senin (21/7), harga batu bara dunia tercatat di level US$ 109,85 per ton. Pelemahan harga batu bara ini terjadi bahkan sejak awal tahun dengan koreksi sebesar 12,30% sepanjang 2025.

Mengutip analisis Indo Premier, China juga disebut tengah mengurangi impor batu bara asal Indonesia. Asosiasi Batu Bara Nasional China juga telah mendesak produsen domestik untuk mengurangi produksi dan mengatasi kondisi kelebihan pasokan untuk menjaga stabilitas harga batu bara. Namun, Alamtri Group diperkirakan tetap membukukan pertumbuhan pendapatan di kuartal II-2025.

Pendapatan ADRO diperkirakan meningkat menjadi US$ 84 juta karena peningkatan volume penjualan batu bara kokas sebesar 1,5 juta ton, meskipun harga jualnya sedikit menurun. Sementara itu, biaya produksi diperkirakan stabil karena penurunan harga bahan bakar yang mengimbangi peningkatan stripping ratio. Pendapatan ADRO juga diperkirakan meningkat 10% didukung oleh volume penjualan yang lebih tinggi.

Kemudian untuk AADI, Indo Premier memperkirakan pendapatan AADI turun menjadi US$ 155 juta karena harga jual batu bara yang lebih rendah, meskipun biaya produksi juga menurun. Stripping rasio juga diperkirakan meningkat 3,8 kali. Namun, volume penjualan diprediksi naik tipis meningkat karena curah hujan yang tinggi mengganggu operasional perseroan.

“Mengingat hal ini, kami memperkirakan potensi kenaikan volume penjualan 1Q25 terbatas dan memproyeksikan volume 2Q25F hanya sedikit meningkat,” tulis analisis Indo Premier, Rabu (23/7/2025).

Aksi Korporasi Alamtri

Dikutip dari Keterbukaan Informasi BEI, anak usaha PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR), menambah modal dengan menerbitkan 1,46 juta saham senilai Rp 1,45 triliun ke PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI).

Langkah ini mendukung pengembangan smelter aluminium KAI yang berkapasitas 500 ribu ton ingot per tahun di Kalimantan Utara, sebagai bagian dari program hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah alumina dan memenuhi permintaan aluminium.

“Transaksi ini merupakan transaksi awal dari beberapa transaksi penambahan modal yang akan dilakukan oleh KAI untuk diambil bagian oleh AIA (PT Alamtri Indo Aluminium) dengan jumlah sampai dengan 4.919.700 saham dengan total nilai nominal sebesar Rp 4,91 triliun,” terang manajemen ADMR, Kamis (3/7/2025).

Rekomendasi Saham Alamtri

Phintraco Sekuritas

AADI – Trading Buy di level Rp 6.925 dengan target price Rp 7.250-7.700. Kemudian cut loss jika harga turun di bawah Rp 6.700.

Indo Premier Sekuritas

AADI – Buy di target price Rp 10.000 untuk jangka panjang. Kemungkinan return sebesar 10% atau lebih dalam 1 tahun.

CGS International Sekuritas

ADMR – Spec Buy dengan support Rp 1.060 cut loss jika break di bawah Rp 1.035, jika tidak break di bawah Rp 1.060, potensi naik Rp 1.110-1.135 short term.

ADRO – Spec Buy dengan support Rp 1.925 cut loss jika break di bawah Rp 1.885. Jika tidak break di bawah Rp 1.925, potensi naik ke Rp 2.010-2.050 short term.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *