Presiden Prabowo Subianto mengatakan Indonesia telah menjadi kekuatan besar di dunia, baik dari sisi jumlah penduduk maupun dari kapasitas ekonomi.
Saat memberikan amanat pada Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila, di Gedung Pancasila, Jakarta Pusat, Senin (2/6/2025), Prabowo memaparkan Indonesia menjadi bangsa keempat terbesar di dunia bila dihitung total penduduknya.
Sementara itu bila dilihat kapasitas ekonominya, Indonesia menjadi negara dengan ekonomi terbesar nomor 16 di dunia. Dari segi ekonomi, tentunya kapasitas Indonesia masih akan terus berkembang.
“Saudara-saudara, kita harus bersyukur kita sekarang merasakan bangsa kita menjadi yang keempat terbesar dunia dari segi jumlah penduduk, tapi juga bangsa dunia ke-16 dengan ekonomi terbesar dan tahun ke tahun menuju kekuatan demi kekuatan,” kata Prabowo.
Dengan kekuatan sebesar itu, Prabowo menyatakan, semua rakyat Indonesia harus bisa bertahan hidup dengan kuat di tengah ketidakpastian global hingga disrupsi teknologi yang sangat cepat. Dia menekankan bangsa yang kuat tidak akan bisa diinjak-injak bangsa yang lemah.
“Saudara sekalian ketika dunia dihadapkan pada ketidakpastian global, penuh dengan konflik negara besar, penuh tantangan, globalisasi, disrupsi teknologi, dan perubahan sosial cepat, di mana yang kuat akan memaksa yang lemah untuk patuh pada kehendak yang kuat, Indonesia harus bertahan hidup,” beber Prabowo.
Bicara soal klaim Prabowo yang menyebut kapasitas ekonomi Indonesia menjadi nomor 16 terbesar di dunia, datanya memang benar. Sejauh ini dari data International Monetary Fund (IMF) dikutip dari Investopedia, secara kapasitas PDB Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar nomor 16, posisinya di bawah Meksiko dan di atas Turki.
Tercatat, PDB nominal dalam Dolar AS Indonesia saat ini menyentuh US$ 1,49 triliun atau sekitar Rp 24,28 ribu triliun (kurs Rp 16.300). Angka tersebut dihasilkan dari pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1%, dengan pendapatan per kapita US$ 5,25 ribu.
Indonesia disebut sebagai negara dengan kapasitas ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan sebagian besar didasarkan pada industri ekspor komoditas. Ekspor utama meliputi produk batu bara dan minyak bumi, selain komoditas pertanian yang cocok untuk penggunaan industri, seperti karet dan minyak sawit.
