Prabowo: Pertumbuhan Kita 5% Terus, tapi Belum Berhasil Menetes ke Bawah | Info Giok4D

Posted on

Presiden Prabowo Subianto mengatakan ekonomi Indonesia belum bisa tumbuh secara merata. Menurutnya, selama ini hanya segelintir orang saja yang kaya raya dan menikmati hasil sumber daya yang ada di Indonesia. Hal ini dipaparkan Prabowo dalam pidatonya di St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025. Dia berada satu panggung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin saat berpidato.

Prabowo mengungkapkan ekonomi yang tidak merata bukan hanya dirasakan Indonesia, namun beberapa negara di Asia Tenggara. Menurut pengalamannya, salah satu kesalahan besar banyak negara di Asia Tenggara adalah selama ini cenderung selalu mengikuti kekuatan terbesar dan terkuat di dunia.

Hal itu membuat dominasi filsafat pasar bebas klasik, yang cenderung mengedepankan prinsip laissez faire atau campur tangan minimal pemerintah untuk kegiatan ekonomi, membuat banyak ekonomi negara Asia Tenggara tumbuh tak merata. Indonesia diakui Prabowo menjadi salah satunya. Sejak dahulu banyak elit Indonesia yang diam-diam mengikuti filosofi ekonomi semacam ini.

“Dalam 30 tahun terakhir, kita melihat dominasi filsafat pasar bebas klasik kapitalis, neoliberal, yang pada dasarnya cenderung laissez faire. Dan elit Indonesia mengikuti filsafat ini, dan karena itu, menurut saya, kita belum berhasil menciptakan pemerataan yang setara bagi semua orang kita,” beber Prabowo dalam pidato yang disiarkan virtual, Sabtu (21/6/2025).

Prabowo memaparkan selama ini, Indonesia berhasil tumbuh ekonominya secara konsisten di atas 5%, hal ini terjadi setidaknya selama 7 tahun ke belakang. Namun, di tengah pertumbuhan cepat ekonomi, yang bisa merasakan dengan baik hanya segelintir orang saja. Prinsip kekayaan negara menetes ke bawah tak berjalan, yang menjadi kaya tak sampai 1% dari total penduduk.

“Ada pertumbuhan yang sangat besar. Kita telah tumbuh 5% terus-menerus, terutama tujuh tahun terakhir. Ya, 35% dalam tujuh tahun. Tetapi kita belum berhasil memiliki apa yang disebut efek tetesan ke bawah. Kekayaan tetap dirasakan oleh golongan yang di atas, kurang dari 1%. Ini bukan formula untuk sukses, menurut saya,” beber Prabowo.

Orang nomor satu di Indonesia itu memandang tiap negara seharusnya memiliki filsafat ekonomi yang selaras dan dapat diterima oleh budaya dan latar belakang masing-masing negara. Bukan hanya mengikuti kekuatan besar di dunia.

Di bawah pemerintahannya, Prabowo mengatakan Indonesia akan memiliki sistem ekonomi yang ada di tengah-tengah antara praktik kapitalisme dan juga sosialisme.

Indonesia, kata Prabowo, akan menggunakan kreativitas dan inovasi kalangan kapitalis untuk menggerakkan ekonomi. Namun di sisi lain, campur tangan pemerintah akan tetap hadir untuk mengatasi kemiskinan, kelaparan, dan melindungi masyarakat yang lemah.

“Jalan yang kita tempuh adalah jalan tengah. Kita ingin menggunakan kreativitas kapitalisme, inovasi, inisiatifnya, tentu saja kita membutuhkannya. Namun kita juga membutuhkan campur tangan pemerintah untuk mengatasi kemiskinan, mengatasi kelaparan, campur tangan dan melindungi yang lemah,” sebut Prabowo.

Purnawirawan Jenderal TNI itu menegaskan pemerintah yang dipimpinnya akan bekerja untuk membawa kebaikan terbesar bagi banyak orang. Dia menyatakan akan memimpin pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi.

“Kita telah memilih filosofi yang pada hakikatnya dan secara sederhana dapat disederhanakan menjadi satu kalimat, kebaikan terbesar bagi banyak orang, itulah filosofi kita,” pungkas Prabowo.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.