Presiden Prabowo Subianto bersyukur Indonesia mendapat karunia sebagai produsen sawit terbesar di dunia. Sawit bisa digunakan untuk swasembada energi.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Mulanya Prabowo memaparkan soal kondisi dunia yang tidak sedang baik-baik saja. Ada perang berkecamuk dan lain-lain yang membuat kondisi geopolitik dan ekonomi jadi kacau.
Bagi Prabowo, bila perang terus berkecamuk Indonesia akan kesulitan mendapat pasokan energi, salah satunya minyak.
“Perang kalau lanjut di Eropa, bisa-bisa, kita tidak bisa impor BBM dari manapun. Kita mau impor pun nanti tidak bisa. Selat di laut merah, di depan Yaman kan terhenti, nanti Hormuz bisa terhenti,” ujar Prabowo saat berbicara pada HUT Partai Golkar ke-61, dikutip dari YouTube DPP Partai Golkar, Jumat (5/12/2025).
Prabowo mengatakan bila terus bergantung dengan impor BBM, harga pasti akan naik tinggi karena situasi yang terjadi. Bisa-bisa Indonesia tak lagi mampu membayar.
Beruntungnya, Prabowo bilang Indonesia punya sumber daya kelapa sawit yang cukup banyak. Kelapa sawit bisa dijadikan bahan bakar minyak sebagai substitusi impor dari luar negeri.
“Saudara-saudara, kalau kita tergantung impor, kita nggak mampu bayar nanti harga BBM. Tapi kita diberi karunia oleh Yang Maha kuasa kita punya kelapa sawit. Kelapa sawit bisa jadi BBM, bisa jadi solar, bisa jadi bensin juga kita punya teknologinya,” tegas Prabowo.
Dia bilang pemerintah terus membahas persiapan B50 da B60, yang merupakan salah satu produk BBM dari olahan kelapa sawit. Indonesia punya teknologinya, maka dari itu Prabowo yakin pengembangannya bisa dipercepat.
Produksi BBM di dalam negeri, meskipun dari olahan sawit menurutnya sangat penting. Jangan sampai Indonesia kekurangan pasokan energi padahal semua bisa diproduksi dengan baik di dalam negeri.
“Kalau pabrik-pabrik pengolahan tidak siap, kalau terjadi apa-apa baru kita nanti merasakan,” pungkas Prabowo.
