Tapanuli Tengah menjadi salah satu Kabupaten di Sumatera Utara yang terparah mengalami bencana banjir. Masih banyak warga yang terjebak akibat banjir hingga longsor.
Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution mengatakan untuk Sumatera Utara terdapat 17 Kabupaten yang mengalami dan terdampak banjir. Tapanuli Tengah menjadi Kabupaten yang daerahnya banyak terisolir.
“Ya untuk di Sumatera Utara ini ada 17 Kabupaten dan Kota yang terkena. Ini ada yang terkena dampak bencana, ada yang terkena bencana. Artinya ada daerah yang mungkin secara dampak bencananya tinggi dampaknya. Walaupun misalnya secara bencananya kemarin tidak terlalu tinggi terkena banjir ataupun banjir bandang tapi karena aksesnya yang tertutup. Jadi dampaknya ada, tinggi juga,” kata dia ditemui di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
Pada 3 Desember 2025, detikcom melihat lebih dekat pilu yang terjadi di wilayah dengan jumlah penduduk 367.800 itu. Kesempatan ini didapat berbarengan dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang tengah melakukan pengecekan stok beras dan sawah terendam banjir di daerah tersebut.
Akses yang ditempuh tidak bisa melalui darat. Setelah naik pesawat dari Jakarta mendarat di Bandara Udara Dr Ferdinand Lumban Tobing, Pinangsori, Kabupaten Tapanuli Tengah, perjalanan ke lokasi terdampak banjir hanya bisa dilalui menggunakan helikopter.
Sepanjang perjalanan menggunakan helikopter ke Kabupaten Tapanuli Tengah, terlihat beberapa lokasi sawah memang telah terendam banjir. Meski beberapa tempat terlihat tidak terdampak, tetapi kondisi pilu mulai terasa saat memasuki wilayah Kantor Kabupaten Tapanuli Tengah.
Gedung serba guna Kabupaten Tapanuli Tengah menjadi tempat pengungsian warga. Dapur umum juga dibuka oleh TNI untuk menyediakan makanan kenapa masyarakat sekitar.
Bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu mengatakan kondisi pasca banjir di Tapanuli Tengah masih parah. Terdapat tiga kecamatan yang masih terisolir. Pemerintah daerah juga belum mampu mengevakuasi masyarakatnya.
Listrik di Kabupaten Tapanuli Tengah juga masih mati. Bahkan tidak ada jaringan ponsel ataupun internet. Ketersediaan air juga terbatas.
“Kondisinya parah, masih ada 3 kecamatan yang sampai hari ke-9, itu belum mampu kita evakuasi dan korban yang meninggal juga masih banyak tertimbun longsoran. Nah hari ini, listrik kami pun belum menyala, internet juga belum menyala,” ujar dia ditemui di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Kemudian perjalanan berlanjut ke Gudang Bulog Sibolga. Khusus untuk kawasan dari Kantor Bupati Tapanuli Tengah ke Gudang Sibolga sudah tidak ada lagi genangan air di rumah warga. Jalan utama juga dilalui banyak kendaraan, terutama motor.
Jika dilihat lebih dekat, sepanjang jalan masih banyak masyarakat yang menjemurkan peralatan rumah tangganya di depan rumah, seperti kasur hingga sofa. Tetapi tak jarang juga peralatan rumah tangga yang masih kotor berserakan di luar rumah, seperti tidak lagi bisa diselamatkan karena rusak.
Tak hanya rumah warga, bengkel hingga pertokoan juga masih membenahi diri dari kotornya lumpur dari banjir yang pada 25 November 2025.
Tidak hanya berkutat dengan bersih-bersih rumah, masyarakat Tapanuli Tengah juga melakukan segala cara untuk harus bertahan hidup. Ada sekitar lima minimarket yang detikcom lewati selama perjalanan. Semua Indomaret-Alfamart tutup karena stok sudah habis. Kerusakan juga terjadi di beberapa minimarket.
Warga Antre BBM hingga Beras
Sepanjang jalan tersebut hanya satu ditemukan SPBU, itupun dipenuh masyarakat yang antre mengisi BBM. Antrean sampai mengular ke jalan raya. Motor roda dua mendominasi. Kemudian tampak juga beberapa becak motor dan kendaraan roda empat.
Sesuatu hal yang jarang terjadi juga yakni penuhnya gudang Bulog Sibolga. Sekitar 100 meter menuju gudang tersebut, terlihat kepadatan. Banyak motor yang terparkir di pinggir jalan dan hampir menutupi jalan untuk roda empat.
Ketika sudah mendekati gudang Bulog Sibolga, banyak warga yang tengah mengantre untuk mendapatkan beras . Antrean mengular terlihat saat memasuki gudang. Beberapa yang telah mengambil beras membawa dengan cara dipikul sendiri hingga bergotong royong.
Beras yang disalurkan kepada masyarakat ini tidak sempat untuk dikemas 10 kg seperti bantuan pangan. Jadi, satu karung 50 kg yang langsung dapat diberikan, namun untuk alokasi 3-5 penerima.
Dalam pantauan detikcom, pada sisi depan gudang diatur untuk antrean masyarakat laki-laki. Tak jarang bapak-bapak paruh baya ikut mengantre. Kemudian antrean untuk perempuan pada sisi belakang. Pada antrean perempuan didominasi ibu-ibu bersama anak-anak. Mereka sudah dibekali kemasan beras Bulog sebesar 5 kg.
Sawah Terendam Banjir Lumpur
Berbeda dengan Kabupaten Tapanuli, di Kabupaten Tukka masyarakat masih harus menghadapi tingginya lumpur. Sepanjang perjalanan ke daerah tersebut, tidak ada warga yang tidak sibuk. Mereka bergotong royong membersihkan isi rumah dari lumpur.
Bahkan lahan sawah daerah tersebut tidak lagi terlihat. Akses jalan utama juga tidak lagi terlihat apakah itu aspal atau beton. Saking penuh dengan lumpur berwarna coklat.
Kendaraan yang bisa melintas juga terbatas. Tidak semua jenis kendaraan bisa melalui jalan tersebut karena jalan sudah licin dipenuhi lumpur dari banjir.
Semua lahan sawah di daerah tersebut dibuat rata oleh banjir dan lumpur. Padahal, seharusnya daerah tersebut hampir memasuki masa panen. Salah satu warga yang juga sebagai Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kabupaten Tukka mengatakan sebelumnya panen hanya tersisa 7 hektare (ha). Ia menyebutkan 98% sawah di daerah tersebut gagal panen karena diterjang banjir.
“Panen pada saat itu hanya 7 ha, itupun dalam keadaan basah. Bisa dibilang 98% gagal total ini kami. Kena semua,” ucapnya.
“Baru seminggu kemarin panen, langsung tiba tiba datang air tinggi. Sudah dibeli perbekalan untuk mengambil padi, tahu tahu banjir datang,”ucap salah satu warga lainnya.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan untuk Sumatera Utara sebanyak 33.000 hektare sawah telah terendam banjir. Melihat kondisi tersebut, Amran memutuskan untuk pemerintah pusat mengambilalih pembangunan ulang sawah yang terendam tersebut.
“Jadi kami tanggung jawab, kami ambil alih, sampai selesai. Dan bukan saja di sini, seluruh yang terdampak ada 33.000 ha. Kami kirim benih dan traktor. Ada yang seperti ini (tergenang banjir), rusak, kita perbaiki kembali. Semua kita tangani sesuai kondisinya. Yang sawahnya masih bagus, kita beri benih bantuan gratis. Kita berikan alat pertanian,” kata dia.
Penyaluran benih akan dialokasikan untuk 40.000 ha, dilebihkan untuk sejumlah daerah yang mungkin bertambah kerusakan akibat banjir. Kemudian terdapat 604 ha lahan jagung yang juga terendam banjir.
Untuk stok beras juga ditambahkan 5.000 ton kepada Sumatera Utara. Penambahan ini dilakukan untuk memastikan masyarakat korban bencana banjir terus mendapatkan ketersediaan makanan.
Lihat juga Video: Longsor Susulan Tutup Akses Jalan di Tapanuli Utara
