Perhimpunan Bank-Bank Nasional (Perbanas) optimistis pertumbuhan kredit pada tahun 2026 mendatang akan tembus pada rentang 9%-11%. Angka ini naik dibandingkan dengan target pertumbuhan di tahun ini 8%-11%.
Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Hery Gunardi mengatakan, pertumbuhan kredit perbankan menjadi parameter penting dari kualitas pertumbuhan ekonomi nasional.
“Dari kajian kita, kita melihat bahwa kredit perbankan mungkin tumbuh lebih baik dibandingkan 2025. Tapi kelihatannya antara angkanya berkisar antara 9% sampai 11% ,” kata Hery, dalam Konferensi Pers Economic Outlook di Menara BRILiaN, Jakarta Selatan, Rabu (10/12/2025).
Hery menambahkan, sejumlah analis juga menilai bahwa pertumbuhan tersebut kemungkinan masih akan berada pada rentang satu digit, namun mendekati batas atas dari kategori single digit. Lebih lanjut Hery mengatakan, menjelang akhir tahun ini perbankan berada dalam kondisi likuiditas tinggi. Hal ini ditandai dengan angka Loan to Deposit Ratio (LDR) yang terus menurun, secara industri berada pada posisi 84%, masih dalam rentang ideal LDR 78%-92%.
Kondisi permodalan bank juga terlihat cukup bagus. Per bulan September 2025, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) tercatat berada pada kisaran 26%. Lalu angka Non-Performing Loan (NPL) juga terjaga di angka sekitar 2,2% sampai 2,4%.
“Artinya kondisi perbankan memang mengalami perbaikan, tumbuh tapi tumbuhnya moderat. Harapannya tahun depan kalau jika nanti akan banyak fiscal policy dan monetary policy bersamaan juga dengan apa yang dilakukan dari sisi pembiayaan APBN oleh pemerintah, Kementerian Keuangan, dan seterusnya, harapannya sektor real akan bergerak, ujar Hery.
Sementara itu, Ketua Bidang Riset dan Kajian Ekonomi Perbanas Aviliani mengatakan, hasil survei menemukan bahwa perbankan melihat pertumbuhan ekonomi 2026 akan lebih baik dibandingkan 2026. Hal ini tercermin dari proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan capaian 2025.
Proyeksi PDB 2026 bank-bank konsisten di sekitar 5,0%-5,3%. Namun tantangan utamanya terletak pada menurunkan daya beli masyarakat dan minimnya ekspansi dunia usaha, sehingga permintaan kredit dalam tren menurun dan pertumbuhan kredit menjadi single digit.
“Jadi kalau kita ambil rata-rata minimal sekitar 7,6% sampai dengan maksimal 12%, jadi rata-rata sekitar 9,68%. Kita ambil rata-rata dari prediksi dari bank-bank,”” jelas Aviliani.
Target pertumbuhan kredit pada tahun 2026 terkonsentrasi di kisaran 11%, dengan angka high sigle digit menuju ke low single digit.
Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan pertumbuhan kredit perbankan pada Oktober 2025 melambat menjadi 7,36% YoY dibandingkan September 2025 sebesar 7,7%. Angka ini juga turun dari 10,92% YoY dibandingkan Oktober 2024.
Tonton juga Video: detikcom Awards 2025: Anugerah Pertumbuhan Ekonomi & Ekosistem Digital
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
