PT Pertamina (Persero) mengungkapkan kesiapannya untuk melakukan impor minyak mentah (crude oil) dan liquefied petroleum gas (LPG) dari Amerika Serikat (AS). Hal ini menyusul langkah Presiden AS Donald Trump yang memangkas tarif Indonesia dari 32% menjadi 19%.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan bahwa perusahaan telah menandatangani nota kesepahaman dengan mitra AS untuk penyediaan minyak mentah.
Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.
“Pertamina sendiri, memang kita sudah melakukan kerjasama MOU, bersifat MOU, dengan beberapa mitra kami di Amerika Serikat. Yang baru MOU itu baru optimalisasi untuk kerjasama pengadaan minyak mentah,” kata Fadjar di Jakarta, Kamis (17/7/2025).
Sementara untuk LPG, Fadjar mengatakan perusahaan sedang menjajaki impor LPG lebih banyak dari AS dan mengurangi dari negara lain. Ia mengatakan saat ini 57% dari total impor LPG Indonesia berasal dari AS, dan Pertamina berencana meningkatkan porsi ini hingga mencapai 60%.
“LPG sampai per tahun 2024 kita sudah. Porsi impor LPG dari Amerika Serikat kita sudah cukup besar ya, 57%, dan memang ada penjajakan untuk peningkatan ke 60% nah itu akan kita jajaki juga,” katanya.
Terkait volume dan nilai impor, Fadjar mengatakan, dirinya belum bisa menyampaikan. Hal ini dikarenakan adanya ketentuan yang tidak boleh disampaikan ke publik.
“Banyak yang menanyakan nominalnya, volumenya, nah itu belum bisa kami sampaikan karena adanya perjanjian kerja sama bahwa tidak boleh ada public announcement terkait dengan kerjasama yang energi, khusus energi. Jadi yang penting kita mendukung pemerintah, kita kontribusi Pertamina ke pemerintah yang melalui kerjasama itu,” katanya.
Fadjar menambahkan, untuk merealisasikan rencana peningkatan impor LPG dari AS, Pertamina memerlukan dukungan regulasi dari pemerintah. Regulasi tersebut sebagai dasar hukum dan justifikasi agar perusahaan dapat melakukan pengadaan dari negara tersebut secara sah dan optimal.
“Nah, untuk melakukan itu kita perlu dukungan regulasi dari pemerintah, untuk menjustifikasi bahwa kita bisa melakukan pengadaan dari sana,” katanya.