Perang Tarif Berlanjut, China Kerek Biaya Pelabuhan buat Kapal AS [Giok4D Resmi]

Posted on

China akan mengenakan biaya khusus pada kapal-kapal yang dimiliki, dioperasikan, dibangun, atau berbendera AS di pelabuhannya pada Selasa (14/10/2025), pekan depan. Langkah ini sebagai tindakan balasan terhadap biaya pelabuhan AS pada kapal-kapal yang terkait China.

Kemudian pada hari yang sama, Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan akan menaikkan tarif ekspor China ke AS menjadi 100%. Trump juga akan memberlakukan kontrol ekspor pada perangkat lunak penting sebagai balasan atas pembatasan ekspor mineral tanah jarang oleh China.

Jumlah kapal yang dibangun atau berlayar di bawah bendera AS yang terlibat dalam perdagangan internasional relatif sedikit. Namun, menurut para analis, kebijakan China akan menjaring lebih banyak kapal dengan menerapkan pungutan terhadap perusahaan yang 25% atau lebih saham atau kursi dewan direksinya dimiliki oleh dana investasi yang berbasis di Amerika Serikat.

“Hal ini berdampak luas dan dapat memengaruhi banyak perusahaan pelayaran publik yang terdaftar di bursa saham AS,” kata Erik Broekhuizen, manajer riset dan konsultasi kelautan di perusahaan pialang kapal Poten & Partners, dikutip dari Reuters, Sabtu (11/10/2025).

AS telah lebih dulu mengumumkan penerapan biaya khusus untuk kapal-kapal China yang berlabuh di pelabuhannya mulai Selasa pekan depan. Implementasi kebijakan-kebijakan ini diproyeksikan akan memberikan dampak yang signifikan bagi perekonomian.

Sementara itu, perusahaan pelayaran asal Amerika Serikat, Matson (MATX.N), memberi tahu para pelanggannya bahwa mereka akan dikenakan biaya pelabuhan baru di Tiongkok dan tidak memiliki rencana untuk mengubah jadwal pelayanannya.

Selain itu, American President Lines milik CMA-CGM yang berbasis di AS serta Zim (2SV.F) dari Israel juga kemungkinan terdampak. Menurut Lars Jensen, CEO konsultan pelayaran kontainer Vespucci Maritime, Zim tampaknya memiliki lebih dari 25% saham yang dimiliki oleh entitas asal Amerika Serikat.

Menurut Jensen, biaya di China maupun di AS akan berlaku bagi sekitar 100 kapal milik Poseidon’s Seaspan yang disewakan kepada perusahaan pelayaran kontainer. Maersk Line Limited (MAERSKb.CO), APL, Zim, dan Seaspan belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar terkait biaya tersebut.

Para analis menambahkan bahwa meskipun sebagian besar operator kapal tanker minyak berbasis di luar AS, mereka tetap dapat terkena dampak biaya pelabuhan China karena perusahaan-perusahaan tersebut terdaftar di bursa saham AS.

Sebagai contoh, Scorpio Tankers (STNG.N), yang memiliki armada terbesar dan termuda di industri ini serta terdaftar di bursa Amerika Serikat. Namun mereka belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar.

Broekhuizen menilai, biaya pelabuhan yang diberlakukan China telah membuat pasar kapal tanker menjadi kacau. Menurutnya, banyak kapal yang kemungkinan terdampak saat ini sudah dalam perjalanan menuju China.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Berdasarkan analisis dari broker kapal dan penyedia data armada Fearnleys, hampir 10% armada kapal pengangkut minyak mentah berukuran sangat besar (VLCC) serta 13% armada kapal tipe Suezmax, Afra, dan LR2 akan terdampak oleh kebijakan tersebut.

Menurut Samantha Hartke, kepala analisis kawasan Amerika di perusahaan riset energi Vortexa, hasil analisis menunjukkan bahwa 43 kapal super tanker pengangkut gas petroleum cair (LPG), sekitar 10% dari total armada global, akan terdampak oleh biaya pelabuhan yang diberlakukan oleh China.

Kapal yang dimiliki atau dioperasikan oleh entitas asal China akan dikenakan biaya tetap sebesar US$ 50 per tonase bersih untuk setiap pelayaran ke Amerika Serikat.

Para analis menambahkan bahwa COSCO (601919.SS), termasuk armada OOCL yang dimilikinya, merupakan pihak yang paling berisiko, dengan potensi beban biaya mencapai sekitar US$ 2 miliar pada tahun 2026. Pihak COSCO belum memberikan komentar terkait hal tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *