Perang India-Pakistan Ancam Ekspor CPO RI, Pengusaha Bersiap Cari Pasar Lain

Posted on

Perang India dan Pakistan terancam akan berdampak pada ekspor minyak kelapa sawit Indonesia. Terlebih konflik kedua negara semakin memanas karena saling balas serangan.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Eddy Martono mengatakan ekspor minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia bisa berdampak jika perang India dan Pakistan berlangsung lama. Lebih lanjut dampaknya bisa menekan kepada harga.

“Kalau perang berkepanjangan dan ekspor kita menurun ke kedua negara tersebut, maka stok akan naik bisa menekan harga. Bukan hanya minyak sawit, tetapi semua minyak nabati akan tertekan harganya,” kata Eddy kepada detikcom, Minggu (11/5/2025).

Pada 2024, ekspor minyak sawit Indonesia ke India tercatat sekitar 5 juta ton per tahun dan ke Pakistan sekitar 3 juta ton per tahun. Dalam hal ini India merupakan importir minyak sawit terbesar kedua setelah China, disusul Pakistan di posisi ketiga.

Dengan adanya kondisi ini, Eddy menyebut pihaknya sedang bersiap untuk melirik pasar lain demi mengantisipasi tak terserapnya produk CPO. Salah satu pasar yang akan dituju yakni Mesir.

Diketahui ekspor minyak sawit Indonesia ke Mesir saat ini baru mencapai 840 ribu ton. Jumlah itu masih sangat potensial ditambah karena Mesir juga berpotensi menjadi hub untuk ekspor ke negara di sekitarnya, termasuk ke negara-negara Benua Afrika.

“GAPKI bersama pemerintah terus melakukan ini (mencari pasar lain). Contoh akhir bulan ini bersama pemerintah akan ke Mesir, kegiatan ini juga untuk meningkatkan ekspor ke Mesir karena Mesir juga potensial untuk menjadi hub ekspor minyak sawit Indonesia,” pungkasnya.

Simak juga Video: Bahlil Lapor Prabowo, RI Impor LPG dan Minyak AS Rp 168 Triliun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *