Indeks Kepercayaan Industri (IKI) April 2025 turun dibandingkan bulan sebelumnya. IKI April tercatat sebesar 51,90 (ekspansif), turun 1,08 poin dibandingkan Maret 2025 yang sebesar 52,98.
Selanjutnya, nilai IKI juga turun 0,40 poin dibandingkan dengan April 2024 yang sebesar 52,30. Penurunan IKI terjadi di tengah perang dagang usai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenakan tarif resiprokal ke beberapa negara.
“IKI pada bulan April 2025 mencapai 51,90, berarti IKI atau kinerja manufaktur masih pada tahap atau level ekspansif, yakni di atas 50,” ujar Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arief dalam konferensi pers di Kemenperin, Jakarta Selatan, Rabu (30/4/2025).
Febri menambahkan, pada April 2025, optimisme pelaku usaha terhadap kondisi usahanya 6 bulan ke depan cenderung melemah, yaitu sebesar 66,8%. Angka ini menurun 2,4% dibandingkan dengan persentase bulan sebelumnya.
Pecahnya perang tarif juga turut menekan persepsi pengusaha terhadap bisnis mereka. Pasalnya Kebijakan Trump dikhawatirkan menghambat produk-produk dari Indonesia masuk ke pasar internasional.
“Perang tarif global saat ini membuat persepsi mereka tertekan karena perang tarif ini bisa menghambat produk-produk mereka masuk ke pasar-pasar internasional dan menyebabkan disrupsi rantai pasok,” tutur Febri.
Di samping itu, sebanyak 24,7% pelaku usaha menyatakan kondisi usahanya stabil selama 6 bulan mendatang. Angka ini meningkat 0,2% dibandingkan dengan persentase bulan sebelumnya.
Lalu persentase pesimisme pandangan pelaku usaha terhadap kondisi usaha 6 bulan ke depan sebesar 8,5%, meningkat 2,2% dibandingkan dengan persentase bulan sebelumnya.
Terkait nilai IKI, dari 23 subsektor industri pengolahan yang dianalisis, terdapat 20 subsektor mengalami ekspansi dan 3 subsektor kontraksi. Subsektor yang ekspansi memiliki kontribusi sebesar 91,9% terhadap PDB Industri Pengolahan Nonmigas Triwulan IV 2024.
“Dua subsektor dengan nilai IKI tertinggi adalah Industri Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman (KBLI 18) dan Industri Barang Galian Bukan Logam (KBLI 23),” tutur Febri.
Sedangkan tiga subsektor yang mengalami kontraksi adalah Industri Kulit, Barang Dari Kulit dan Alas Kaki (KBLI 15), Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16), dan Industri Kendaraan Bermotor, Trailer Dan Semi Trailer (KBLI 29).
Pada bulan April 2025, nilai IKI variabel pesanan baru menurut sebesar 4,05 poin atau kontraksi ke level 49,64. Namun, nilai IKI variabel produksi mengalami percepatan ekspansi sebesar 3,31 poin atau mencapai 54,52, sementara IKI variabel persediaan produk mengalami perlambatan ekspansi sebesar 0,23 poin atau mencapai 53,63.
“Kemudian, kegiatan usaha secara umum pada bulan April 2025 masih tergolong baik, sebanyak 74,1% responden menyampaikan kegiatan usahanya membaik dan stabil,” tutur Febri.
Proporsi industri yang menyatakan kondisi usahanya membaik pada bulan April 2025 sebanyak 26,2%, menurun 4,9% dibandingkan bulan lalu. Sedangkan persentase responden yang menjawab kondisi usahanya stabil sebesar 47,9%. Persentase pelaku usaha yang menyatakan kondisi usahanya menurun di bulan April 2025 meningkat 4,0% menjadi 25,9%.