Pendiri Pop Mart Masuk Daftar 10 Orang Terkaya di China, Labubu Jadi Kunci Sukses

Posted on

Pendiri perusahaan mainan Pop Mart International Group, Wang Ning, kini resmi bergabung ke dalam jajaran 10 orang terkaya di China. Pencapaian ini didorong oleh popularitas boneka Labubu yang laris manis di Asia, Eropa, hingga Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari Forbes, Sabtu (14/6/2025), CEO perusahaan yang berpusat di Beijing tersebut kini menjadi orang terkaya ke-10 di China. Hal ini berdasarkan Daftar Miliarder Real-Time Forbes.

Dengan kekayaan bersih sebesar US$ 22,7 miliar berdasarkan saham Pop Mart, pria berusia 38 tahun tersebut adalah anggota termuda dari jajaran taipan teratas negara tersebut. Adapun jajarannya meliputi pendiri ByteDance Zhang Yiming, Ketua Nongfu Spring Zhong Shanshan, dan salah seorang pendiri Tencent Ma Huateng.

Dalam rekam jejaknya, harga saham Pop Mart yang terdaftar di Hong Kong telah naik tiga kali lipat. Pada tahun ini, nilai sahamnya telah naik menjadi lebih dari HK$ 270 (US$ 34,4).

Dirancang oleh seniman kelahiran Hong Kong Kasing Lung, boneka Labubu buatan perusahaan tersebut dikoleksi oleh para selebriti di seluruh dunia, termasuk bintang pop Amerika Rihanna, penyanyi dan aktris Inggris-Albania Dua Lipa, dan Lisa dari girlband Korea Selatan Blackpink.

Labubu merupakan boneka yang menyerupai kelinci, memiliki telinga runcing, gigi bergerigi, dan senyum nakal. Boneka ini telah membuat toko-toko menjadi heboh. Hal ini terlihat salah satunya saat Pop Mart meluncurkan boneka edisi ketiga pada bulan April.

Pada kala itu, terjadi perkelahian antara para penggemar yang ingin merogoh kocek £13,50 (US$ 18,30) hingga £50 per boneka, tepatnya di salah satu toko di London. Sedangkan di pasar asalnya, China, boneka Labubu seukuran manusia dilelang pada hari Selasa dengan harga 1,08 juta yuan (US$ 150.000) di Beijing.

Bank Ping An di China juga mencoba menarik pelanggan baru dengan menawarkan mainan Labubu kepada siapa saja yang membuka rekening baru dan menyetor lebih dari 50.000 yuan. Praktik itu baru-baru ini dihentikan oleh regulator keuangan, yang mengatakan bank tersebut menawarkan insentif yang tidak pantas untuk menarik simpanan.

Di tengah permintaan yang tampaknya tak terpuaskan untuk Labubu, bank investasi Deutsche Bank dan Morgan Stanley secara substansial menaikkan target harga mereka untuk saham Pop Mart. Deutsche Bank misalnya, menaikkan targetnya sebesar 52% menjadi HK$ 303 karena momentum pertumbuhan luar negeri perusahaan yang kuat.

“Jarang bagi IP (kekayaan intelektual) komik/mainan untuk menembus tembok budaya dan diterima oleh budaya Asia seperti bintang pop dan bintang olahraga Barat,” tulis analis Deutsche Bank Jessie Xu dalam sebuah catatan penelitian.

Namun demikian, tidak semua orang yakin bahwa kejayaan tersebut bisa bertahan lama. Para analis menilai masih terdapat risiko bisnis jangka panjang di mana konsumen beralih ke produk lain.

“Secara keseluruhan, kami melihat saham Pop Mart dinilai terlalu tinggi dari perspektif jangka panjang,” kata Jeff Zhang, analis ekuitas yang berbasis di Hong Kong di Morningstar, melalui email.

“Meskipun IP teratas seperti Labubu telah mempertahankan pertumbuhan penjualan yang kuat, kami pikir risiko bisnis jangka panjang tetap tinggi, karena daya tarik konsumen dapat beralih ke IP pesaing,” sambungnya.

Kapan hal itu akan terjadi sulit diprediksi, Kenny Ng, seorang ahli strategi sekuritas yang berbasis di Hong Kong di Everbright Securities International, mengatakan melalui WeChat. Pertumbuhan jangka panjang Pop Mart bergantung pada apakah para desainernya dapat terus menciptakan produk yang laku.

Ia juga menyoroti harga saham Pop Mart yang dinilainya agak mahal. Perusahaan senilai HK$ 365 miliar itu saat ini diperdagangkan dengan harga lebih dari 50 kali lipat dari perkiraan pendapatannya untuk tahun 2025.

Sebelumnya, Pop Mart melaporkan penjualan selama tiga bulan pertama tahun ini tumbuh sebanyak 170% dari tahun ke tahun tanpa memberikan angka spesifik. Hal ini menurut hasil kuartal I awal yang diumumkan melalui Bursa Efek Hong Kong pada bulan April.

Perusahaan sebelumnya juga memperkirakan bahwa penjualan setahun penuh dapat tumbuh lebih dari 50% dari tahun ke tahun, menjadi lebih dari 20 miliar yuan pada tahun 2025. Tahun lalu, pendapatannya melonjak 107% menjadi 13 miliar yuan, sementara laba yang diatribusikan kepada pemilik perusahaan melonjak lebih dari 180% menjadi 3,1 miliar yuan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *