PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE), melaporkan lonjakan pendapatan sebesar 115% menjadi Rp 1,04 triliun di 2024. Laba bersih perusahaan tersebut juga disebut naik 4.900% menjadi Rp 58,2 miliar.
Hal ini seiring dengan penambahan jumlah gerai hingga 35%, mencapai total 232 gerai pada akhir tahun 2024. Dengan capaian positif pada kinerja income statement tahun lalu, per 31 Desember 2024 jumlah ekuitas Fore Coffee menjadi Rp 253,12 miliar atau melesat 227% (YoY), sedangkan liabilitas tercatat meningkat 48% (YoY) menjadi Rp387,64 miliar.
Direktur Utama PT Fore Kopi Indonesia Tbk, Vico Lomar, mengatakan dengan demikian, hingga akhir 2024 total aset Fore Coffee menjadi Rp 640,76 miliar atau bertumbuh 89% (YoY). Pihaknya percaya, tahun ini kinerja perusahaan dan keuangan akan meningkat.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
“Pada tahun 2025, Perseroan telah menetapkan target untuk terus meningkatkan kinerja usaha, baik dari sisi keuangan dan operasional dan tetap menjaga loyalitas konsumen terhadap merek Fore Coffee,” tegas Vico, dalam keterangannya, Kamis (26/6/2025).
Laporan kinerja keuangan ini disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“RUPST”) di Fore Experience, Panglima Polim IX No. 53, Melawai, Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan. RUPST dilaksanakan secara luring dan daring menggunakan aplikasi yang disediakan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”) yaitu Electronic General Meeting System KSEI (“EASY.KSEI”).
Vico mengungkapkan, optimisme Fore Coffee untuk mencapai target kinerja keuangan untuk Tahun Buku 2025 didasari praktik pembukaan outlet baru yang semakin matang dan sistematis, serta adanya komitmen operational excellence sebagai pilar utama untuk menjaga kualitas dan efisiensi.
“Yang tidak kalah penting, kekuatan brand Fore Coffee yang terus berkembang dan semakin diterima oleh konsumen telah memberikan keyakinan kepada kami untuk melangkah lebih jauh di tahun 2025,” ucap Vico.
Ia juga menyatakan bahwa di tengah perlambatan ekonomi, perusahaan melihat industri makanan dan minuman, khususnya produk kopi dan minuman non-alkohol, tetap menunjukkan potensi pertumbuhan yang kuat.
“Antusiasme pelanggan terhadap inovasi produk kami seperti Butterscotch Sea Salt Latte dan Triple Peach Americano, yang sukses menjadi produk terlaris, menjadi bukti daya tarik pasar yang berkelanjutan,” ujar Vico usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di Fore Experience, Panglima Polim, Jakarta, Kamis (26/6).
Vico juga menyoroti respons positif masyarakat terhadap ekspansi gerai Fore Coffee. Dengan melihat antusiasme tinggi di setiap pembukaan outlet baru Perseroan, hingga akhir tahun 2024, jaringan kami telah menjangkau lebih dari 40 kota di Indonesia dan Singapura.
“Kebutuhan masyarakat akan rekreasi, yang dapat dipenuhi oleh konsumsi produk makanan dan minuman berkualitas tinggi dengan harga terjangkau seperti yang ditawarkan Fore Coffee, juga dilihat cukup berperan dalam hal ini,” tambahnya.
Sementara, Komisaris Utama Fore Kopi Indonesia Willson Cuaca, menyampaikan apresiasinya atas dukungan investor sejak penawaran umum perdana (IPO) hingga perdagangan saham Perseroan di pasar sekunder.
la menegaskan komitmen Dewan Komisaris dalam membangun tata kelola perusahaan yang baik (GCG), yang diwujudkan melalui keterlibatan pada proses pembentukan komite audit, komite nominasi dan remunerasi, serta penunjukan kepala unit audit internal dan sekretaris perusahaan.
Pihaknya yakin Fore Coffee terus memperkuat kepemimpinannya di pasar kopi premium Indonesia melalui positioning produk yang terukur, operasi dan fondasi keuangan yang kuat, serta tata kelola perusahaan yang baik.
“Produk kami unggul dalam kualitas, aksesibilitas dan keunikan; kami terus mengadaptasi rasa, serta menjaga keseimbangan harga terhadap kualitas, yang membuat kami yang tak tertandingi di segmen tersebut. Dengan R&D internal yang mendalam, kami terus melokalisasi profil rasa dan memperkenalkan menu musiman yang disesuaikan dengan permintaan konsumen sekaligus menjaga rasio harga terhadap kualitas kami yang tak tertandingi di segmen tersebut,” jelasnya.
Secara operasional, Willson mengatakan Fore mempertahankan laba operasi kotor (GOP) yang tinggi per toko melalui kontrol menyeluruh terhadap rantai pasok, mulai dari sumber bahan baku, proses produksi, hingga distribusi.
“Teknologi internal yang kami kembangkan sendiri memungkinkan optimalisasi inventaris, pengurangan limbah, serta personalisasi pengalaman pelanggan di berbagai kanal,” terangnya.
Seluruh fondasi ini, ditambah dengan tata kelola yang kuat dan komitmen terhadap transparansi, menjadi landasan keberhasilan dimulai dari proses IPO dan membuka jalan menuju penciptaan nilai yang berkelanjutan.
“Kami tetap berkomitmen untuk pertumbuhan jangka panjang melalui alokasi modal yang efisien, optimalisasi jaringan outlet, dan inovasi produk,” tutup Willson.