Emiten pengelola Alfamart, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) mengambil alih 70% saham jaringan minimarket PT Lancar Wiguna Sejahtera (Lawson) dari PT Midi Utama Indonesia Tbk. (Alfamidi) senilai Rp 200,4 miliar. Siapa sih sosok pemilik Alfamart yang telah membeli sebagai besar saham jaringan minimarket Lawson ini?
Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah Djoko Susanto. Ia merupakan pemilik sekaligus pendiri dari Alfamart, salah satu jaringan ritel yang tersebar di berbagai wilayah hingga pelosok Indonesia.
Nama Djoko Susanto sendiri masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Dalam laporan Forbes Real Time Billionaires, ia tercatat memiliki harta kekayaan mencapai US$ 3,5 miliar atau setara Rp 57,49 triliun (kurs Rp 16.427).
Kemudian dalam catatan Forbes Indonesia’s 50 Richest Net Worth, nama Djoko juga tercatat sebagai orang paling tajir ke-12 di Tanah Air. Dengan kekayaan saat itu ditaksir mencapai US$ 4,3 miliar atau Rp 70,63 triliun.
Hartanya ini tak ia dapat dengan mudah begitu saja. Sebab di balik kesuksesannya sebagai bos ritel, ia hanya mengenyam pendidikan dasar saja karena memilih menjaga kios keluarganya di Pasar Arjuna, Jakarta.
Pada umur 17 tahun, Djoko mulai mengelola warung-warung makanan. Dia juga menjajakan rokok dan membuka beberapa warung kelontong lagi. Usaha dalam bisnis kelontong berjalan baik, hingga sukses membuka 560 gerai yang tersebar di berbagai pasar tradisional.
Namun apa daya usahanya tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan. Pada 1976 musibah kebakaran membuat kios Djoko di wilayah pasar Arjuna terbakar, hingga modal 80-90% miliknya habis begitu saja.
Pengalaman itu lantas tidak menghentikan langkah Djoko, ia mulai bangkit dari keterpurukan di waktu yang relatif singkat. Hingga usaha balik seperti keadaan awal dan mengembangkan inovasi lain yaitu, dengan berjualan rokok. Menurutnya kala itu rokok menjadi barang yang selalu laku dan banyak peminatnya.
Keberhasilan Djoko merangkul banyak pelanggan menarik perhatian Putera Sampoerna yang memiliki perusahaan tembakau dan cengkeh terbesar di tanah air kala itu. Mereka bertemu tahun 1980 dan 5 tahun kemudian mereka sepakat untuk bekerja sama. Akhirnya 15 kios rokok berhasil dibuka di Jakarta.
Kesuksesannya membuka beberapa jaringan warung ini menarik perhatian taipan pengusaha rokok Putera Sampoerna. Keduanya akhirnya bekerja sama membuka beberapa toko dan supermarket. Ketika Putera Sampoerna menjual bisnis rokoknya ke Philip Morris, Djoko fokus mengembangkan bisnis ritelnya.
Meski demikian, Alfamart yang berada di bawah naungan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk itu kini berada di bawah pengawasan kedua anak Djoko yakni Feny Djoko Susanto sebagai Presiden Komisaris, dan Budi Djoko Susanto sebagai Komisaris.
Sebagai tambahan informasi, Alfamart telah menandatangani akta jual beli saham Lawson dengan Alfamidi pada 14 Mei lalu. Dalam kesempatan itu, Alfamart membeli 70% saham Lawson atau setara 1,48 miliar saham.
Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Midi Utama Suantopo Po menerangkan harga jual per saham sebesar Rp 135. Hal ini berarti Alfamart mengeluarkan dana mencapai Rp 200,4 miliar untuk menebus 1.484.855.160 lembar saham.
Dia menjelaskan dana dari transaksi ini akan digunakan untuk mendukung pendanaan operasional serta belanja modal. Menurut dia, aksi korporasi ini merupakan salah satu langkah strategis perseroan.
“Perseroan berharap dengan dilakukannya transaksi, perseroan dapat fokus pada portofolio bisnis perseroan di bidang perdagangan eceran dan dana yang diperoleh dari transaksi, dapat mendukung pendanaan operasional dan belanja modal Perseroan dalam rangka pengembangan kegiatan usaha Perseroan,” terang dia.