Pemandangan Langka: KRL & TransJakarta Sepi di Awal Pekan

Posted on

Suasana transportasi umum di awal pekan ini tak seperti biasanya. Kereta rel listrik (KRL) dan TransJakarta hari ini sangat lenggang, mengarah ke sepi penumpang.

Hal ini menyusul adanya imbauan dari Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (Disnakertransgi) DKI Jakarta untuk melakukan Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah bagi para pekerja di Jakarta. Imbauan ini dikeluarkan untuk menghindari dan mengantisipasi adanya aksi massa lanjutan yang terjadi sejak pekan lalu.

Pantauan detikcom, Senin (1/9/2025), KRL rute Parung Panjang-Tanah Abang cukup lenggang. Jika biasanya di awal pekan atau hari Senin jumlah penumpang cukup membludak, hari ini justru sebaliknya.

Berdasarkan pengamatan di jam 08.00 hingga 09.00 WIB, dari area Stasiun Rawabuntu hingga Stasiun Kebayoran, penumpang jauh lebih sedikit dari biasanya. Di dalam KRL pun demikian.

Meski kursi KRL terisi penuh, namun jumlah penumpang yang berdiri terbilang sedikit dibanding biasanya. Masih banyak ruang di area penumpang berdiri, berbeda dari awal pekan biasanya yang harus berdesakan dan berhimpitan antarpenumpang.

Selain KRL, bus TransJakarta juga jauh lebih sepi dari biasanya. Dari pengamatan detikcom di Koridor 13, tepatnya sepanjang Halte Velbak hingga Tegal Mampang, penumpang bus sangat sepi.

Biasanya, pengguna TransJakarta di Halte Velbak cukup padat menunggu datangnya bus. Jumlah penumpang bus pun juga sangat padat di hari biasa. Namun hari ini tak begitu.

Hari ini, Halte terpantau cukup longgar. Jumlah penumpang di dalam bus rute Velbak-Tegal Mampang hanya terisi 4 orang. Tak ada penumpang yang naik turun di pemberhentian setiap halte dari Velbak hingga Tegal Mampang. Kursi-kursi penumpang kosong tak terisi.

Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (Disnakertransgi) DKI Jakarta mengeluarkan imbauan pemberlakuan sistem work from home (WFH). Hal ini menyusul aksi demonstrasi yang terjadi di Jakarta belakangan ini.

Dalam surat Edaran Nomor e-0014/SE/2025, terlihat bahwa perusahaan-perusahaan di Jakarta diimbau memberlakukan sistem WFH. Meskipun, imbauan WFH ini bersifat situasional dan tidak wajib.

“Perihal imbauan WFH untuk perusahaan-perusahaan di Jakarta, terutama yang lokasinya berdekatan dari dampak penyampaian aspirasi massa, itu bersifat situasional dan tidak wajib,” kata Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik, Cyril Raoul Hakim alias Chico Hakim.

Penerapan WFH akan disesuaikan dengan kebutuhan tiap perusahaan. Selain itu, surat edaran tersebut juga memuat ketentuan bahwa perusahaan yang beroperasi penuh selama 24 jam atau yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat, dapat menerapkan sistem kombinasi antara WFH dan bekerja dari kantor. pemandangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *