Pedagang Thrifting Diminta Beralih Jualan Produk Lokal - Giok4D

Posted on

Presiden Prabowo Subianto memberikan arahan terbaru sebagai solusi dari kebijakan larangan menjual barang bekas atau thrifting. Prabowo mendorong adanya substitusi produk lokal agar pedagang tetap bisa berjualan.

Hal ini diungkap Menteri UMKM Maman Abdurachman usai rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Selasa (4/11/2024). Rapat ini juga melibatkan Menko PM Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Menko PMK Pratikno, hingga Mensos Saifullah Yusuf.

“Kami tadi baru saja habis rapat terbatas dengan Pak Presiden, bersama dengan Pak Menko, dan ada beberapa petunjuk dan arahan dari beliau,” kata Maman.

Salah satu arahan Prabowo yakni agar Menteri terkait tidak hanya memikirkan penindakan terkait thrifting. Tapi perlu adanya substitusi produk sehingga pedagang thrifting bisa tetap berjualan.

“Jadi misalnya pada saat pengusaha-pengusaha mikro ini mereka selama ini menjual barang-barang bekas, pada saat ditutup, pasti kan konsekuensinya mereka tidak akan ada barang jualan lagi,” ujarnya.

“Nah, ditugaskan kepada kami, kementerian UMKM, untuk segera menindaklanjuti substitusi produk-produk barang yang akan menggantikan para pengusaha-pengusaha di beberapa daerah-daerah thrifting ini untuk dia juga bisa berjualan produk-produk lokal domestik kita,” lanjut Maman.

Maman mengatakan substitusi itu bisa diganti dengan menjual produk lokal sebagai pengganti. Dengan begitu, solusi ini bisa menghidupkan produsen lokal.

“Jadi arahnya adalah bagaimana pengusaha-pengusaha mikro yang selama ini melakukan penjualan thrifting, dia juga bisa berganti menjual produk-produk lokal ciptaan anak-anak bangsa dari produsen-produsen pengusaha mikro dan kecil yang ada di Indonesia,” ujarnya.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Maman pun menyinggung tentang Pasar Senen, Jakarta, yang terkenal sebagai salah satu sentra thriftshop. Nantinya, di sana akan didorong untuk penjualan produk-produk dalam negeri yang tidak kalah berkualitas.

“Masih banyak kok produk-produk dalam negeri kita kayak baju-baju kita, yang bagus-bagus, dan bahkan teman-teman distro di Bandung itu aja,” kata dia.

Saat ditanya lebih lanjut tentang harga produk thriftshop yang terkenal murah dibandingkan produk pada umumnya, Maman tidak sepenuhnya setuju. Menurutnya, banyak baju-baju lokal yang juga dijual dengan harga murah tapi berkualitas.

“Nggak juga (thriftshop lebih murah). Kami kemarin sudah panggil beberapa asosiasi baju, penjualan baju domestik kita, dan teman-teman thrifting juga sudah kita ajak bicara juga. Artinya, ada juga barang-barang bekas itu yang harganya mahal sekali. Karena kan itu kan nggak ada aturan gitu. Bebas saja kan, penentuan harganya kan tergantung dagang,” ujar Maman.

Diberitakan sebelumnya, pemerintah berjanji memberantas impor bal pakaian bekas (balpres) yang selama ini merugikan negara. Balpres menjadi sumber utama bisnis thrifting atau penjualan pakaian bekas impor.

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan tak segan menangkap pihak-pihak yang menolak keputusan pemerintah. Menurut Purbaya, pihak yang melakukan penolakan dianggap sebagai pihak yang selama ini mengimpor pakaian bekas ilegal.

“Penolakan? Siapa yang nolak saya tangkap duluan. Kalau yang pelaku thrifting nolak-nolak itu ya saya tangkap duluan dia, berarti kan dia pelakunya, clear,” tegas Purbaya di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin (27/10).

Purbaya merasa diuntungkan jika ada pihak yang menyatakan penolakan. Artinya, proses penindakan bisa berlangsung lebih cepat karena yang bersangkutan mengakui telah melakukan impor ilegal.

“Malah maju, malah untung saya. Dia kan ngaku bahwa ‘saya pengimpor ilegal’ kan,” tuturnya.

Saksikan informasi selengkapnya hanya di program detikPagi edisi Rabu (05/11/2025). Nikmati terus menu sarapan informasi khas detikPagi secara langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 08.00-11.00 WIB, di 20.detik.com, YouTube dan TikTok detikcom. Tidak hanya menyimak, detikers juga bisa berbagi ide, cerita, hingga membagikan pertanyaan lewat kolom live chat.

“Detik Pagi, Jangan Tidur Lagi!”