Pasar Keuangan RI Kalah dari Malaysia

Posted on

Pasar keuangan RI masih tertinggal dari negara-negara tetangganya seperti Malaysia. Hal ini terlihat dari masih rendahnya sumber-sumber pembiayaan, khususnya saham dan obligasi.

Deputi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Negara, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ferry Irawan, dari sisi pangsa kapitalisasi pasar saham Indonesia tercatat masih sekitar 55,67% dari PDB pada 2024. Angka ini menempati urutan keempat di antara negara ASEAN-5.

“Dibandingkan dengan ASEAN, itu kita masih banyak hal yang perlu kita kejar,” kata Ferry, dalam acara Sarahsehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025).

“Pendalaman pasar keuangan, ini masih perlu terus dilakukan, kita masih punya cukup ruang untuk meningkatkan pendalaman pasar keuangan ini, baik dari sisi pasar modal, pasar obligasi, maupun perbankan,” sambungnya.

Sedangkan dari sisi pasar obligasi, Indonesia juga berada di peringkat keempat dengan pangsa 34,81% dari PDB (Maret 2025). Penyaluran kredit perbankan ke sektor swasta juga ia masih relatif rendah, dengan rasio 36,4% terhadap PDB pada 2024.

“Dengan Malaysia untuk bond marketnya juga kita perlu dorong terus. Ini yang kemudian jadi hal ke depan akan jadi perhatian kita untuk tingkatkan pendalaman pasar keuangan kita,” ujar dia.

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar juga sempat menyinggung tentang ketertinggalan RI dari negara-negara tetangganya dalam hal kontirbusi pasar saham. Kontribusi pasar saham Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB) masih rendah.

“Kontribusi pasar saham terhadap PDB walaupun tumbuh, masih berada di bawah negara kawasan seperti India sebesar 140%, Thailand 101% atau Malaysia 97%,” kata Mahendra dalam Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2025 di Kantor BEI, Jakarta Selatan, Kamis (2/1/2025).

Menurutnya, kondisi tersebut menunjukkan bahwa untuk merealisasikan ruang dan potensi pertumbuhan pasar modal yang masih sangat besar diperlukan perkuatan ekosistem pasar modal Indonesia.

“Sehingga meningkat aspek integritas pasar yang menjadi landasan utama well functioning and efficient capital market,” lanjutnya.

Nilai kapitalisasi pasar saham Indonesia pada akhir 2024 mencapai Rp 12.300 triliun atau tumbuh 6% dibandingkan ekonomi nasional mencapai 56% dari PDB. Dari aktivitas penghimpunan dana telah tercatat 199 penawaran umum dengan nilai penghimpunan Rp 259,24 triliun, termasuk 43 emiten baru Rp 16,68 triliun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *