Perusahaan chip raksasa, Nvidia dan AMD dikabarkan telah sepakat untuk membayar 15% dari pendapatan penjualan chip di China ke pemerintah Amerika Serikat (AS).
Kesepakatan ini dinilai sebagai bagian dari perjanjian dengan Presiden Donald Trump demi memperoleh lisensi ekspor ke China.
Kesepakatan itu mendapatkan sorotan dari media milik pemerintah China, yakni Global Times. Dalam artikelnya menilai langkah AS telah melenceng dari alasan keamanan yang sebelumnya dijadikan dalih untuk menekan.
“Pendekatan ini berarti bahwa pemerintah AS telah mengingkari justifikasi keamanan awalnya untuk menekan produsen cip AS agar mendapatkan lisensi ekspor ke Tiongkok melalui leverage ekonomi,” demikian menurut artikel Global Times dikutip dari CNBC, Senin (11/8/2025).
Pemerintah China hingga kini belum merespons kesepakatan tersebut. Namun, menurut Neil Shah dari Counterpoint Research menyampaikan, China akan menghadapi dilema terkait kesepakatan itu.
Ia menilai pemerintah China merasa tidak puas dengan kesepakatan tersebut. Di sisi lain, perusahaan-perusahaan China ingin mendapatkan chip ini agar dapat terus mengembangkan kemampuan AI mereka sendiri.
“Bagi China, ini merupakan dilema karena mereka membutuhkan cip tersebut untuk memajukan ambisi AI mereka, tetapi biaya yang dibebankan kepada pemerintah AS juga dapat membuat biaya tersebut lebih mahal, dan ada keraguan adanya “pintu belakang” AS mengingat AS telah setuju agar produsen cip menjadi pemasok,” terang Neil.
Sementara, Analis teknologi global di Quilter Cheviot, Ben Barringer menyampaikan kesepakatan Nvidia dan AMD dengan ini merupakan langkah yang menguntungkan bagi investor.
“Dari perspektif investor, ini masih merupakan hal positif, 85% pendapatan lebih baik daripada nol,” ujarnya.
Meski begitu, ia mengakui kesepakatan ini merupakan hal yang tidak biasa bagi sebagaian pihak. Namun kesepakatan ini memang merupakan gaya Trump sebagai negosiator.
“Ini perkembangan yang baik, meskipun aneh, dan terasa seperti kesepakatan yang mungkin Anda harapkan dari Presiden Trump, yang sejatinya seorang pembuat kesepakatan. Dia bersedia mengalah, tetapi hanya jika dia mendapatkan imbalan, dan ini tentu saja menciptakan preseden yang tidak biasa,” terang Barringer.
Sebelumnya, Perusahaan chip raksasa, Nvidia dan AMD dikabarkan telah sepakat untuk membayar 15% dari pendapatan penjualan chip di China ke pemerintah AS.
Langkah ini sebagai upaya kedua perusahaan untuk mendapatkan lisensi ekspor yang telah menjadi bagian perjanjian dengan Presiden Donald Trump.