Presiden Prabowo Subianto melakukan pertemuan bilateral dengan PM Pakistan Shehbaz Sharif di Pakistan. Dalam keterangan pers bersama, Prabowo dan Sharif menyatakan kedua pemerintahan akan berupaya menyeimbangkan neraca perdagangan.
Perlu diketahui, Indonesia sendiri mencatatkan surplus neraca dagang dengan Pakistan. Berdasarkan, data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca dagang dengan Pakistan mencapai US$ 2,9 miliar. Indonesia melakukan ekspor senilai US$ 3,52 miliar, dan mengimpor dari Pakistan senilai US$ 621,5 juta.
Mulanya, PM Shehbaz Sharif mengatakan perdagangan Indonesia dan Pakistan telah menyentuh angka tertinggi mencapai US$ 4,5 miliar. Kebanyakan perdagangan itu adalah impor minyak sawit oleh Pakistan dari Indonesia.
“Lebih dari 90 persennya merupakan impor dari negara saudara, Indonesia, yaitu minyak sawit,” ujar Sharif dilansir dari siaran YouTube PM Pakistan Shehbaz Sharif, Selasa (9/12/2025).
Maka dari itu, Sharif dan Prabowo membahas langkah-langkah korektif untuk menyeimbangkan neraca perdagangan. Pakistan menawarkan ekspor pertanian dan juga barang-barang teknologi informasi.
“Kita telah membahas bagaimana mengambil langkah-langkah korektif untuk menyeimbangkan neraca perdagangan,” ujar Sharif.
Sharif juga mengatakan pihaknya pun siap membuka pembicaraan perdagangan di sektor lainnya untuk menyeimbangkan neraca dagang.
Gayung bersambut, Prabowo mengatakan dia akan memberikan instruksi kepada jajaran Kabinet Merah Putih untuk menyeimbangkan perdagangan dengan Pakistan sesuai dengan permintaan Sharif.
“Saya telah memberikan instruksi kepada para menteri saya bahwa kita akan mempercepat penyeimbangan kembali hubungan perdagangan dengan cara-cara praktis, dalam hal-hal praktis. Yakinlah bahwa kami ingin bergerak secepat mungkin di semua bidang ini,” kata Prabowo dalam kesempatan yang sama.






