Emiten ritel memanfaatkan momentum akhir tahun untuk mendongkrak penjualan seiring meningkatnya konsumsi masyarakat. Faktor musiman libur panjang, pencairan bantuan langsung tunai (BLT), serta kebutuhan rumah tangga menjelang pergantian tahun menjadi pendorong utama aktivitas belanja pada kuartal penutup 2025.
PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY), pengelola jaringan ritel MR.D.I.Y. Indonesia, menjadi salah satu emiten yang agresif menangkap peluang tersebut. Perusahaan menggulirkan program promosi nasional bertajuk “Hemat Mantul” yang berlaku di seluruh jaringan tokonya di Indonesia.
Melalui program ‘Hemat Mantul’, MR.D.I.Y. menawarkan potongan harga hingga 50% untuk ribuan produk lintas kategori kebutuhan rumah tangga. Program ini dirancang untuk menjawab kebutuhan praktis masyarakat menjelang periode liburan akhir tahun ketika pengeluaran rumah tangga cenderung meningkat.
Selain promo harga, MR.D.I.Y. juga menghadirkan undian nasional ‘Hemat Belanjanya, Ribuan Hadiahnya’ dengan hadiah utama berupa telepon genggam, motor, hingga mobil. Skema tersebut dinilai menjadi strategi untuk meningkatkan traffic toko dan frekuensi kunjungan konsumen pada periode belanja musiman, khususnya November hingga Januari.
Sejalan dengan momentum tersebut, Analis Panin Sekuritas, Andhika Audrey, menilai kombinasi stimulus fiskal dan faktor musiman berpotensi menjaga tingkat konsumsi tetap bergerak positif hingga akhir tahun. Menurutnya, pencairan BLT memiliki efek psikologis yang cukup kuat terhadap keputusan belanja masyarakat.
“Dana bantuan yang diterima masyarakat umumnya langsung dibelanjakan untuk kebutuhan esensial dan produk rumah tangga dengan harga terjangkau, sehingga ritel yang berfokus pada value for money berada pada posisi yang relatif lebih diuntungkan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (26/12/2025).
Pemerintah sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 5,2% pada 2025 dengan konsumsi rumah tangga tetap menjadi kontributor utama terhadap produk domestik bruto (PDB). Penyaluran BLT dan bantuan sosial menjelang akhir tahun pun dinilai sebagai instrumen fiskal untuk menjaga daya beli, terutama bagi kelompok berpendapatan rendah dan menengah bawah.
“Secara historis, dana bantuan tersebut cenderung langsung dialokasikan untuk kebutuhan konsumsi harian, termasuk belanja perlengkapan rumah tangga, sehingga memberikan efek berantai terhadap sektor ritel,” tambahnya.
Lebih lanjut, dari sisi operasional, MR.D.I.Y. telah memiliki lebih dari 1.200 toko yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, mencerminkan jangkauan nasional yang semakin luas. Skala jaringan ini menjadi salah satu modal perusahaan dalam mengoptimalkan momentum konsumsi akhir tahun.
Sementara itu, dari sisi kinerja keuangan, MDIY mencatatkan penjualan sebesar Rp5,7 triliun atau tumbuh 17,3% hingga kuartal III-2025 secara tahunan. Perseroan membukukan laba bersih Rp285 miliar, naik 12,7% secara year-on-year (YoY) seiring dengan peningkatan transaksi toko sebesar 14,1% YoY serta disiplin manajemen biaya dan efisiensi operasional.
MDIY juga mencatat kenaikan laba kotor sebesar 18,2% menjadi Rp3,20 triliun dan pertumbuhan EBITDA 15,7% menjadi Rp1,87 triliun. Arus kas bersih dari aktivitas operasi pun melonjak 94,5% menjadi Rp1,0 triliun dengan rasio utang terhadap ekuitas tetap terjaga di level sehat 0,4 kali.
