Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan pentingnya mensterilkan pasar lokal dari dominasi produk impor demi melindungi pelaku UMKM dalam negeri. Ia menilai keberlangsungan usaha kecil mustahil tercapai jika pasar masih dibanjiri barang luar.
“Sedikit UMKM yang bisa bertahan karena pasar kita hari ini dibanjiri produk-produk dari luar negeri,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (2/12/2025).
Menurutnya, sektor fesyen menjadi bidang industri yang paling terdampak. Lonjakan masuknya baju bekas impor ke Indonesia terus meningkat setiap tahun, dimulai dari 2021 sebanyak 7 ton, 12 ton pada 2022 dan 2023, hingga 3.600 ton pada tahun lalu. Sementara tahun ini, per Agustus 2025, 1.800 ton baju bekas telah membanjiri pasar domestik.
“Sekuat apapun akses pembiayaan pemerintah, sehebat apapun pelatihan yang diberikan, dan sebaik apapun strategi pemasaran yang dilakukan, selama pasar belum disterilisasi, UMKM tidak mungkin bisa bertahan,” katanya.
Ia menambahkan berbagai produk impor, khususnya dari Cina, turut mengganggu industri dalam negeri. Produk-produk tersebut masuk dengan sangat mudah karena tidak diwajibkan memenuhi perizinan yang ketat, berbeda dengan UMKM Indonesia yang harus memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB), Standar Nasional Indonesia (SNI), Sertifikat BPOM, dan beragam persyaratan lainnya.
“Tuan rumah seharusnya diuntungkan, tapi hari ini justru berbeda bagi produk komunitas lokal Indonesia yang tidak mendapatkan perlindungan memadai,” terangnya.
Maman juga menegaskan pentingnya memastikan pasar domestik bebas dari dominasi produk impor. Dengan penguatan pasar, industri lokal akan memiliki ruang yang lebih besar untuk bertumbuh dan bersaing.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pemerintah dengan berbagai pemangku kepentingan akan bekerja sama menutup keran impor barang yang mengganggu pasar dalam negeri.
“Ke depan, peluang sektor fesyen akan semakin terbuka bagi industri lokal. Saya mengajak teman-teman Kadin untuk ikut terlibat,” tegasnya.
Maman pun menekankan, pembatasan impor akan diimbangi dengan penetapan sektor strategis yang tetap boleh melakukan impor, serta mendorong UMKM agar masuk ke rantai pasok industri besar.
“Kolaborasi lintas kementerian dibutuhkan untuk menderegulasi aturan impor agar UMKM betul-betul bisa menjadi pemain utama di negaranya sendiri,” pungkasnya.
Upaya menahan dominasi impor ini menjadi langkah penting dalam menjawab tantangan ekonomi Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun ini, 23,85 juta penduduk masih hidup dalam kemiskinan dan 7,28 juta warga usia produktif belum bekerja dengan penurunan lapangan kerja baru, serta menyusutnya kelas menengah sejak 2019 hingga 2024.
Pemerintah pun meyakini UMKM dan kewirausahaan menjadi solusi inklusif dan berkelanjutan untuk memulihkan ekonomi. Negara disebut terus hadir memastikan UMKM memperoleh perlindungan dan dukungan agar dapat menjadi motor penggerak ekonomi nasional yang berkeadilan.
Simak juga Video ‘Kemendag dan Apple Academy Bahas Kerja Sama Dorong UMKM Go Global’:
