Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengakui lambatnya penanganan kondisi jalan di jalur Pantura. Alhasil, kondisi ini menurunkan tingkat kemantapan jaringan jalan nasional Jawa Tengah-Yogyakarta.
Berdasarkan data Kementerian PU, persentase kemantapan jalan Jawa Tengah-Yogyakarta sebesar 91,73% dari total panjang jalan nasional 1.886,60 km.
Persentase jalur lintas utara alias Pantura sendiri berada di bawah tingkat kemantapan nasional, yakni sebesar 88,86%. Hal itu ia ungkap dalam tinjauannya ke salah satu posko Natal dan Tahun Baru (Nataru) di Kantor PPK 1.1 Tegal milik Kementerian PU di bilangan Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (20/12/2025).
Dody menilai data penurunan persentase kemantapan jalan ini penting agar pihaknya dapat segera melakukan pembenahan.
“Keterlambatan kita melakukan penanganan, utamanya di Pantura ya, Pantura yang di sini, kemudian kemantapannya turun. Sebetulnya bagus, saya lebih suka begitu. Saya lebih suka pada saat kita diaudit, turun. Sehingga kemudian kita bisa melakukan perbaikan sana-sini,” ujar Dody saat meninjau Posko Nataru PPK 1.1, di bilangan Suradadi, Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (20/12/2025).
Sebagai informasi, Kementerian PU menyiagakan 19 posko Nataru di Jawa Tengah. Untuk ruas jalan di Jawa Tengah sendiri, terdapat 24 titik rawan bencana. Adapun rinciannya, 15 titik rawan banjir dan 9 titik rawan longsor.
Dody menambahkan terdapat sejumlah petugas PU yang bersiaga di Posko Nataru. Setiap posko ini dilengkapi dengan Disaster Relief Unit (DSU) untuk menjaga kemantapan jalan dan penanganan ruas jalan yang terdampak bencana.
“Yang utama kita siapkan perlataan-perlataan yang diperlukan. Misalnya, tapi kita tidak berharap, saya sangat-sangat tidak berharap, terjadi longsor, bencana, dan seterusnya, kita bisa dalam waktu kurang dari 5 jam, kita bisa langsung action. Targetnya itu bisa langsung ditangani sehingga tidak mengganggu kenyamanan masyarakat yang sedang menggunakan jalan,” jelasnya.






