Mentan Pede RI Bisa Capai Swasembada Pangan Tercepat dalam Sejarah

Posted on

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman optimistis pencapaian swadembada pangan bisa dilakukan hanya dalam satu tahun, alias jauh lebih cepat dari target empat tahun yang ditetapkan Presiden Prabowo Subianto. Ia menyebut peran keterbukaan informasi, tata kelola yang transparan, dan kerja bersama lintas sektor sebagai salah satu pendorong ketahanan pangan.

“Kita harus terbuka. Keterbukaan itu penting supaya tidak ada dusta di antara kita. Dengan keterbukaan, semua bisa dikontrol, dievaluasi, dan dipercepat,” katanya dalam Anugerah Keterbukaan Informasi Publik Kementan, dikutip dari keterangan resmi, Senin (22/12/2025).

Amran menekankan keterbukaan informasi bukan sekadar kewajiban administratif, melainkan fondasi agar seluruh kebijakan pangan berjalan jujur, dapat diawasi publik, dan benar-benar berpihak kepada petani serta masyarakat.

Presiden Prabowo sebelumnya menargetkan swasembada pangan dalam empat tahun. Namun melalui sinergi kuat seluruh elemen bangsa, target tersebut diakselerasi dan diyakini dapat dicapai pada 31 Desember 2025 dan menjadi swasembada tercepat dalam sejarah Indonesia.

“Ini bukan kerja satu orang. Ini kerja kita semua. Ada Kementerian Pertanian, Bulog, Badan Pangan Nasional, Pupuk Indonesia, Komisi Informasi, TNI, Polri, Kejaksaan, hingga BUMN,” kata Amran.

Komitmen tersebut juga diperkuat oleh Perum Bulog yang menyatakan kesiapan penuh menyerap hasil panen petani. Direktur Utama Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani bilang, Bulog fokus menjaga ketersediaan pangan, keterjangkauan harga, serta stabilisasi harga demi melindungi petani dan konsumen.

Dari sisi hulu, PT Pupuk Indonesia memastikan dukungan terhadap program swasembada pangan nasional. Direktur Operasi Pupuk Indonesia Dwi Satriyo Annurogo menyebut kebijakan Mentan Amran telah menempatkan ketahanan pangan sebagai prioritas nasional dan memberi kepastian bagi petani.

“Harga pupuk turun hingga 20 persen dan ini menjadi gairah bagi petani. Kami bekerja keras memastikan ketersediaan dan penyaluran pupuk subsidi agar tepat waktu dan tepat sasaran,” jelasnya.

Adapun Pengamat politik Prof. Ujang Komarudin menilai keterbukaan informasi di Kementerian Pertanian telah menghadirkan perubahan nyata di tingkat petani. Menurutnya, persoalan klasik seperti kelangkaan pupuk dan penyerapan gabah kini ditangani secara lebih serius dan terukur.

“Saya anak petani. Dulu petani tidak happy karena pupuk sulit didapat. Sekarang betul-betul diperbaiki. Bulog, Pupuk Indonesia, dan Kementan hadir menjawab kegelisahan petani. Tantangan ke depan adalah menjaga kesinambungan swasembada agar capaian ini tidak mundur,” ujarnya.