Menteri Pertanian Amran Sulaiman meminta maaf soal beras oplosan. Menurut Amran masalah beras oplosan sempat bikin gaduh.
Sebenarnya, menurut Amran, yang terjadi adalah pelanggaran mutu beras premium.
“Izin saya jelaskan, yang oplos kemarin minta maaf agak gaduh dikit, itu bukan oplos, tetapi pelanggaran,” ujar Amran dalam rapat koordinasi Percepatan Pelaksanaan Program Hilirisasi Komoditas Prioritas Perkebunan di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (22/9/2025).
Amran pun menjelaskan pelanggaran mutu tersebut adalah, pertama, jumlah butiran beras yang patah (broken) cukup banyak antara 40%-50%.
Kedua, meski banyak patahan, beras tersebut tetap dijual dengan harga tinggi.
“Ini yang ditangkap (10 merek), standarnya (patah beras yang diatur 14% beras premium). Tetapi yang dijual (broken) 50%, 40%. Ini yang terjadi seharusnya dijual Rp 8.000/kg, maksimal Rp 12.000/kg, dia jual Rp 17.000/kg, artinya Rp 5.000/kg tidak halal,” ungkap Amran.
Mengutip data yang dipaparkan Amran, terdapat 10 merek yang telah melanggar mutu dan kualitas beras premium, WS, LS, SM, JN, NU, RU, MD, PR, BS dan SR. Namun, Amran tidak menyebutkan secara rinci merek yang dipaparkan tersebut.
“Ini saya tunjukkan sedikit kepada bupati, supaya kalau ada bertanya di daerah. Ini yang ditangkap,” kata Amran.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Sebelumnya, Satgas Pangan Polri telah menetapkan tersangka terkait pelanggaran mutu dan kualitas beras. Tersangka itu Presiden Direktur (Presdir) PT PIM berinisial S, Kepala Pabrik PT PIM berinisial AI dan Kepala Quality Control PT PIM berinisial DO
Selain itu, Direktur Utama Food Station, Direktur Operasional Food Station dan Kepala Seksi Quality Control Food Station inisial.