Pemerintah Provinsi DKI Jakarta punya ambisi untuk bisa menjadikan kota ini memiliki peringkat yang lebih baik di kancah dunia. Salah satu target yang mau digaet adalah menjadikan Jakarta sebagai top 50 kota global pada 2030.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi DKI Jakarta, Atika Nur Rahmania, bahkan menargetkan Jakarta dapat mendapuk posisi ke-20 kota top global pada 2045 mendatang.
“Adalah ambisi Jakarta untuk bisa mencapai The 50th Global Rank Cities di tahun 2030, dan mencapai 20 besar kota global di tahun 2045. Secara regulasi memang sudah ditetapkan di dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 dalam Undang-Undang DKJ (Daerah Khusus Jakarta)” kata Atika dalam acara Road to Congress of Indonesian Diaspora 8 Akselerasi Jakarta Global City, Jakarta, Kamis (10/7/2025).
Salah satu untuk mencapai target ini adalah dengan melibatkan diaspora mulai dari aspek bisnis dan ekonomi, yakni dengan pengembangan ekosistem promosi produk usaha mikro kecil menengah (UMKM).
“Kemudian juga dari aspek infrastruktur, mungkin bisa kita kolaborasikan riset terkait sistem transportasi berkelanjutan di aspek R&D dan research pool. Kemudian juga di aspek pariwisata dan branding, banyak dukungan yang bisa diberikan, menjadi face of Indonesia dan duta wisata di mata dunia,” beber Atika.
“Tentunya untuk aspek lingkungan, ada kaitan kolaborasi terkait SDGs (Sustainable Development Goals), terkait energi hijau, mendukung program lintas negara, kemudian transfer knowledge terkait infrastruktur dan lainnya,” pungkas Atika.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Institut Pembangunan kota dan Daerah Asia Pasifik atau Cities & Local Government (CLG) Institute, Bambang Susantono, mengatakan bahwa Jakarta menjadi kota global adalah suatu keniscayaan. Hal ini lantaran Jakarta adalah motor penggerak roda ekonomi Indonesia.
“Kalau pertanyaannya ‘how realistic?’, jawabannya, it depends. Artinya, tentu buat Indonesia, kalau saya melihat bahwa transformasi Jakarta menjadi global city ini suatu keniscayaan. Karena Jakarta itu adalah treasure-nya Indonesia, Jakarta itu prime mover, penggerak ekonomi di Indonesia,” ungkap Bambang.
Bambang bilang, kalau ingin Tanah Air mencapai Indonesia Emas di 2045, maka kualitas Jakarta sebagai motor penggerak utama perekonomian Indonesia juga harus ditingkatkan. Bambang bilang, untuk dapat merealisasikan ini, ada dua hal yang perlu dilaksanakan.
“Jakarta ini punya double track yang harus dilaksanakan. Track pertama, adalah memenuhi semua kebutuhan dasar dan PR yang sekarang harus ditangani: macet, banjir, polusi, kawasan kumuh, dan sebagainya. Itu adalah pemenuhan kebutuhan dasar untuk suatu kota yang liveable city dulu. Jadi, untuk track pertama bagaimana pemenuhan kebutuhan dasar sebagai liveable city,” urainya.
Hal kedua yang perlu dilakukan adalah Jakarta harus punya fitur kota yang terhubung dengan berbagai pusat ekonomi, budaya, dan sebagainya di dunia.
“Jakarta harus ‘melompat’. Mungkin bukan semata-mata kesalahan Jakarta tidak meng-improve, tapi kota-kota lain (di seluruh dunia) lebih cepat lagi to be a global city atau memiliki fitur-fitur yang dibutuhkan untuk layaknya sebuah kota yang terhubung dengan berbagai pusat ekonomi, finansial, budaya, dan sebagainya di dunia,” terangnya.
Dengan demikian, Bambang menegaskan bahwa untuk menerapkan hal tersebut di atas, Jakarta perlu dukungan teknologi dan kebutuhan sumber daya manusia agar mampu ‘melompat’ lebih tinggi.
“Ada istilah 3A: available, accessible, dan affordable. Ada nggak layanannya itu disediakan oleh kota ini untuk warganya? Kalau sudah ada layanannya, apakah itu cukup accessible untuk diakses? Yang terakhir adalah affordability, harus terjangkau. Ini 3A, ini available, accessible, and affordable. Saya kira harus dipenuhi kalau kita ingin memenuhi kota menjadi kota yang layak huni,” imbuh Bambang.
Selain itu, peran diaspora juga penting dalam hal konektivitas digital, terutama untuk mempercepat transformasi Jakarta agar dikenal sebagai ‘global city’ adalah people to people connectivity.
“Jadi teman-teman diaspora yang di luar negeri ini punya teman-teman lagi, punya komunitas di sana yang sifatnya global, yang bisa dipakai sebagai, katakanlah, untuk membuat brand Jakarta ini sebagai global city,” Bambang menutup.
Simak juga Video ‘Pramono Ingin Jakarta Jadi Kota Global yang Berbudaya’:
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.